kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Coinone bidik pasar Indonesia, ini pertimbangannya


Jumat, 20 April 2018 / 18:24 WIB
Coinone bidik pasar Indonesia, ini pertimbangannya
ILUSTRASI.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri mata uang kripto (cryptocurrency) dan teknologi blockchain di Indonesia akan semakin ramai. Perusahaan platform exchange asal Korea Selatan, Coinone Exchange, akan merambah pasar dalam negeri pada Mei mendatang.

Head of Business Strategy Coinone Indonesia, Sheila Suekto mengatakan, pasar Asia Tenggara, khususnya Indonesia, adalah salah satu pasar yang paling penting untuk Coinone.

"Orang Indonesia tidak menolak teknologi dan inovasi baru, dan sangat terbuka dalam menerima tren global. Contohnya saja, teknologi mobile network yang sekarang terserap jauh lebih besar dibanding negara-negara lain," ujar Sheila kepada Kontan.co.id, Jumat (19/4).

Hingga tahun 2017, perusahaan yang termasuk dalam 10 platform exchange terbesar di dunia ini memang hanya fokus di Korea Selatan. Tahun ini, Coinone mulai berekspansi ke Eropa, AS, Jepang, dan beberapa negara Asia Tenggara.

Sheila mengakui, industri blockchain di Indonesia bukanlah industri yang akan berkembang tiba-tiba dalam waktu cepat. Untuk itu, ia berharap Coinone bisa menjadi pintu masuk yang tepat buat para calon investor dan ikut membangun pasar mata uang kripto dalam negeri.

"Saat ini sudah ada Asosiasi Blockchain Indonesia. Sebagai perusahaan global, kami akan bersinergi untuk ikut mengembangkan industri blockchain di Indonesia," katanya,

Adapun, masa pra-registrasi user Coinone Indonesia sudah dimulai sejak Senin (16/4) lalu. Sheila menyebut, sudah terdapat lebih dari 10.000 user yang berpartisipasi. Melihat animo masyarakat di masa pre-registrasi, ia optimistis pasar mata uang kripto dan teknologi blockchain akan semakin hidup ke depannya.

Soal regulasi pemerintah, Sheila cukup yakin pemerintah tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat, serta tidak terlalu ekstrem dalam mempersiapkan regulasi. Dibanding negara seperti China, Vietnam, dan India, yang menurutnya terlalu terburu-buru menentukan posisi, Indonesia lebih baik karena cenderung hati-hati dalam melakukan pendekatan.

"Blockchain dan cryptocurrency memiliki sifat sebagai digital aset dan juga beberapa memiliki karakteristik seperti sekuritas, sehingga tentunya saat ini pemerintah sedang berusaha memberikan klasifikasi yang tepat agar industri ini bisa berkembang ke arah yang benar," ujarnya.

Dari sekitar 3 juta investor mata uang kripto di Korea, Sheila menyebut, saat ini 23% diantaranya adalah pengguna layanan Coinone. Dengan perkiraan jumlah investor Korsel bisa tumbuh menjadi 5 juta orang sepanjang tahun ini, Coinone yakin pertumbuhan user-nya pun akan ikut terdongkrak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×