Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra, menyampaikan pihaknya antusias mengeksekusi strategi "programmatic M&A” untuk memposisikan Chandra Asri pada pertumbuhan bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan. Erwin bilang, akuisisi “bolt-on” ini didukung dengan arus kas yang stabil serta dukungan dari bank untuk pendanaan Chandra Asri.
"Strategi ini semakin meningkatkan fundamental bisnis kami dan membuka banyak sinergi menarik, antara lain untuk diversifikasi pendapatan dalam utilitas pendukung serta selaras dengan rencana ekspansi kompleks petrokimia kedua dan industri hilir berskala dunia,” ujar Erwin.
Sebagai informasi, KDL saat ini tengah mengembangkan usaha dari energi terbarukan yang selaras dengan strategi Chandra Asri dalam menerapkan transisi energi hijau.
Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) Optimistis Cetak Kinerja Keuangan yang Lebih Baik Tahun Depan
KDL belum lama ini meluncurkan brand yang akan menaungi produk energi terbarukan bernama ERICS (Empowering Renewable Energy of Indonesia with Krakatau Solution).
Selama tahun 2022 ERICS sudah meluncurkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di sejumlah area di Cilegon, Banten. Termasuk di area waduk Kerenceng milik PT KTI. Sementara itu, Chandra Asri saat ini juga mengimplementasikan transisi energi hijau.
Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari upaya menerapkan peta jalan gas rumah kaca (GRK) serta untuk mendukung Nationally Determined Contribution (NDC) serta Long Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilience 2050 atau Visi Indonesia 2050 LTS-LCCR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News