kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Chandra Asri Petrochemical (TPIA) Ramaikan Pasar Bahan Baku Kendaraan Listrik


Kamis, 21 Juli 2022 / 07:20 WIB
Chandra Asri Petrochemical (TPIA) Ramaikan Pasar Bahan Baku Kendaraan Listrik


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengintip peluang pasar bahan baku kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Direktur TPIA, Edi Rivai mengungkapkan, TPIA telah memproduksi polypropylene block copolymer.

Selain digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan mobil konvensional (non EV), bahan tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk komponen suku cadang kendaraan listrik.

“Sekitar 50% komponen suku cadang kendaraan listrik adalah memang dari plastik,” ujar Edi saat dihubungi Kontan.co.id (18/7).

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) Terbitkan Obligasi, Incar Dana Segar Hingga Rp 2 Triliun

Saat ini, TPIA mampu memproduksi 190.000 ton  polypropylene block copolymer per tahun dengan volume penjualan tahunan sebesar 51.000 ton per tahun. Jumlah kapasitas produksi tersebut diproyeksi meningkat setelah proyek kompleks Chandra Asri Perkasa (CAP)2 rampung dan beroperasi komersial nanti.

Dengan kapasitas produksi eksisting, TPIA telah menjadi pemasok bagi beberapa pabrikan untuk beberapa brand mobil. Beberapa di antaranya meliputi Toyota, Honda, dan Daihatsu.

“Kami siap bekerjasama dengan pemenuhan kebutuhan EV brand yang saat ini masih impor, belum ada local manufacture,” tutur Edi.

Meski begitu, peluang ini bukannya tanpa tantangan. Edi berujar, bisnis polypropylene block copolymer juga terkendala dengan semakin maraknya  barang bahan baku impor biji plastik masuk ke Indonesia khususnya berasal dari negara-negara yang terikat perjanjian Free Trade Agreement (FTA) dengan Indonesia.

“Pemerintah perlu lebih tegas melakukan pengendalian barang impor bahan baku dan barang jadi plastik. Market kita terus tergerus serbuan barang impor dan pemborosan devisa,” kata Edi.

Baca Juga: Proyek CAP2 Chandra Asri Petrochemical Dijadwalkan FID di Kuartal IV 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×