Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tancap gas usai Purbaya Yudhi Sadewa menjabat sebagai menteri keuangan. Bahkan, baru-baru ini IHSG berhasil menyentuh level psikologis baru di 8.600.
Pada sesi pertama perdagangan Rabu (3/12/2025), IHSG parkir di level 8.635,11. Ini menguat 0,21% atau naik 18,06 poin dibandingkan penutupan hari sebelumnya di posisi 8.617,04.
Dengan kenaikan indeks tersebut, kapitalisasi pasar alias market cap IHSG mencapai Rp 15.878,17 triliun. Adapun sepanjang sesi pertama, nilai transaksi mencapai Rp 11,76 triliun.
Baca Juga: IHSG Naik 0,21% ke 8.635 Sesi I Rabu (3/12): Saham UNVR, KLBF, TLKM Jadi Top Gainers
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyampaikan, IHSG sudah mencetak rekor tertinggi baru alias all time high (ATH) sebanyak 22 kali sepanjang 2025 berjalan ini.
“Tapi menariknya, 21 kali terjadi di zaman menteri keuangan baru. Jadi bisa dibayarkan bagaimana dampak persepsi investor terhadap ekonomi Indonesia,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapatan dengan Komisi XI, Rabu (3/12/2025).
Iman bilang dalam tiga bulan terakhir juga sudah mulai terlihat capital inflow. Adapun investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 23,87 triliun dalam tiga bulan terakhir.
Alhasil, net sell asing sepanjang tahun ini menciut menjadi Rp 29,52 triliun. Padahal, kata Iman, net sell investor asing secara akumulasi pernah mencapai di kisaran Rp 59 triliun.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mencermati dengan tembusnya level psikologis baru di 8.600. Dia masih menanti untuk IHSG mencapai level 8.660.
“Kami masih menanti level 8.660 dapat tercapai dan tampaknya tinggal sedikit lagi IHSG mampu menggapainya,” jelasnya kepada Kontan, Selasa (2/12/2025).
Baca Juga: Harganya Melesat, BEI Melakukan Suspensi Perdagangan Saham Lima Emiten Ini
Nico menjelaskan dengan tingkat probabilitas sebesar 74%, ada potensi untuk mencapai 8.940. Namun, situasi dan kondisi ini akan tercapai apabila IHSG tidak turun lebih rendah dari 8.000 dan sentimen ekonomi juga mendukung.
Menurutnya, pergerakan di sisa tahun ini akan dipengaruhi oleh potensi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral asal Amerika Serikat (AS), yakni The Fed dalam FOMC Desember 2025.
“Apalagi kalau The Fed memangkas tingkat suku bunga, kami melihat Bank Indonesia pun juga berpeluang lebih besar untuk menurunkan tingkat suku bunganya,” ucap Nico.
Dia menilai jika suku bunga dalam negeri dipangkas, maka akan memberikan stimulus lebih besar terhadap perekonomian kedepannya. Apalagi, RAPBN 2026 juga terlihat ekspansif sehingga memberikan harapan baru.
Selanjutnya: Usai Ancaman Dibekukan Purbaya, Bea Cukai Janji Hilangkan Citra Sarang Pungli
Menarik Dibaca: iPhone 15 Plus Bawa Layar Super Retina XDR OLED, Dilindungi Ceramic Shield Glass
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













