Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hatten Bali Tbk (WINE) meneguk cuan dari bisnis wine. Buktinya, emiten yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Januari 2023 ini sukses membalikkan rugi menjadi laba.
Hingga tutup tahun 2022, WINE meraih laba bersih sebesar Rp 21,23 miliar. Capaian yang cemerlang dibandingkan kerugian Rp 8,71 miliar yang ditanggung WINE sepanjang 2021.
Hasil positif itu didorong oleh lonjakan penjualan WINE yang meraup Rp 216,23 miliar, melejit 126,84% secara tahunan. Produk wine menjadi penyumbang terbesar penjualan WINE dengan raihan Rp 201,07 miliar atau berkontribusi 92,98%.
Penjualan wine tahun lalu meningkat 127,30% ketimbang 2021. Selain dari wine, penjualan WINE juga ditopang oleh produk arak sebesar Rp 14,11 miliar dan lainnya senilai Rp 1,04 miliar.
Baca Juga: Penjualan Melejit 130,78%, Hatten Bali (WINE) Membalikkan Rugi jadi Laba Bersih
Setelah dijumlah dengan potongan Rp 26,84 miliar, maka WINE membukukan penjualan bersih sebesar Rp 189,38 miliar. Melonjak 130,78% dibandingkan tahun 2021 dengan nilai Rp 82,06 miliar.
Sekretaris Perusahaan WINE, Ketut Sumarwan, menerangkan pertumbuhan kinerja tahun lalu terdongkrak oleh pemulihan aktivitas wisata pasca pandemi covid-19. Turis asing berduyun-duyun datang ke Bali setelah penerbangan internasional kembali dibuka.
"Pulihnya industri pariwisata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap industri minuman beralkohol, khususnya wine. Karena pangsa pasar yang dimiliki sebagian besar adalah turis asing," kata Ketut kepada Kontan.co.id, Jum'at (31/3).
Meski begitu, bukan berarti pasar lokal tak punya potensi. Ketut bilang, pasar dan industri alkohol di dalam negeri semakin berkembang sejalan dengan meningkatnya daya beli dan tren konsumsi masyarakat menengah atas.
Saat ini WINE memiliki empat brand dengan 26 varian produk. Meliputi Hatten Wines yang mempunyai 11 varian, TWO Islands (9), TWO Islands Reserve (4), dan Dragonfly Wines (2).
Baca Juga: Melihat Nasib Saham-Saham yang Baru Listing di BEI pada 2023
WINE telah memasarkan produknya ke 20 kota besar di Indonesia, yang sudah menyasar Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Adapun, pasar terbesar WINE adalah Bali dan Lombok dengan kontribusi hingga 70%.
Untuk pasar Jakarta, WINE mendistribusikan produknya melalui kantor cabang sendiri. Sedangkan kota-kota lain memakai sub-distributor. "Kami akan meningkatkan penjualan serta menambah lagi kota-kota lain sebagai target market," imbuh Ketut.
Ekspansi Pasar dan Produk
WINE pun siap melancarkan ekspansi, bahkan siap mengambil ancang-ancang untuk menggarap pasar ekspor. Tapi untuk saat ini WINE akan terlebih dulu fokus memperkuat bisnisnya di pasar lokal.
"Dalam jangka panjang tentu kami merencanakan untuk ekspor namun untuk tahun ini akan fokus memperkuat pasar di dalam negeri," ujar Ketut.
WINE akan memperluas penetrasi ke kota-kota besar lainnya melalui kerja sama dengan sub-distributor. Selain itu, WINE ingin menjaring potensi pertumbuhan penjualan dari momentum bangkitnya pariwisata internasional di Bali.
Baca Juga: Hatten Bali (WINE) ARA di Hari Pertama, Profit Taking atau Masih Menarik Koleksi?
Tak hanya memperluas pasar, WINE juga akan gencar menambah variasi produknya. Rencananya, pada awal April 2023 WINE bakal meluncurkan produk baru pada brand TWO islands yaitu TWO Islands Sparkling Shiraz.
"Selanjutnya kami secara periodik akan menambah brand atau produk sesuai dengan perkembangan market yang ada," tambah Ketut.
Guna mengamankan rencana ekspansi tersebut, WINE pun memastikan pasokan bahan baku. Ketut menerangkan, brand Hatten Wines 100% dibuat dari anggur yang ditanam di lahan kebun sendiri dan melalui kemitraan.
WINE memiliki dan mengelola kebun anggur sendiri seluas 11,5 ha dan yang bermitra dengan petani seluas 13 ha. Perkebunan anggur ini tersebar area Kabupaten Buleleng, Bali. "Kami akan menambah area lahan perkebunan sejalan dengan peningkatan produksi dan penjualan," imbuh Ketut.
Sebagai strategi pengembangan bisnis, WINE konsisten melakukan riset dan pengembangan. WINE pun menjadi pioneer dalam bidang ini dan menanam varian anggur internasional seperti Malvasia Nera, Chenin Blanc, Colombard, Muscat St. Vallier, Shiraz.
Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Saham Hatten Bali (WINE) Nyaris Tembus ARA di Awal Perdagangan
Sementara itu, bahan baku untuk brand TWO Islands, TWO Islands Reserve dan Dragonfly berasal dari Australia. "Kami memilih bahan bakunya dari daerah penghasil anggur premium di Australia Selatan," ujar Ketut.
Strategi WINE mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan akan ditopang oleh dana dari Initial Public Offering (IPO). Lewat aksi korporasi ini WINE memetik dana segar sebesar Rp 87,46 miliar.
Dana tersebut dipakai untuk keperluan modal kerja, dengan alokasi 20% untuk peningkatan pemasaran dan 80% untuk bahan baku. Terutama bahan baku anggur, baik perluasan kebun maupun tambahan impor.
Baca Juga: Ramai Hajatan IPO di Awal 2023, Simak Rekomendasi dan Profil 10 Calon Emiten
"Dana IPO yang terpakai sampai saat ini sebesar 31%, semuanya untuk keperluan pembelian bahan baku dan branding," terang Ketut.
Melalui berbagai strategi tersebut, WINE optimistis tahun ini bisa menumbuhkan penjualan 22% atau menjadi sekitar Rp 231 miliar. Sedangkan laba bersih ditargetkan naik 15% menjadi Rp 24,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News