kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cermati Strategi Ekspansi Amman Mineral (AMMN) dari Hulu ke Hilir


Senin, 30 Oktober 2023 / 04:50 WIB
Cermati Strategi Ekspansi Amman Mineral (AMMN) dari Hulu ke Hilir
ILUSTRASI. Pertambangan tembaga Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Batu Hijau,?Sumbawa Barat, NTB. Cermati Strategi Ekspansi Amman Mineral (AMMN) dari Hulu ke Hilir.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - SUMBAWA BARAT. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) sedang menggelar ekspansi dari hulu ke hilir. Eksplorasi di hulu tambang beriringan dengan pengerjaan proyek fasilitas pengolahan, smelter, berikut infrastruktur pendukungnya. 

Direktur Utama Amman Mineral Internasional, Alexander Ramlie, mengungkapkan ekspansi proyek hilir dan infrastruktur pendukung saat ini sedang berjalan secara intensif. Estimasi nilai investasi untuk menggarap ekspansi tersebut mencapai sekitar US$ 4 miliar.

Dalam kurun tiga tahun, AMMN memproyeksikan belanja modal (capex) sebesar US$ 3,48 miliar dari tahun 2023 -2025. Alokasi capex itu termasuk untuk mengerjakan proyek smelter tembaga dan pemurnian logam mulia atau Precious Metals Refinery (PMR) sekitar US$ 1 miliar.

Berbarengan dengan smelter dan PMR, AMMN sedang mengerjakan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Utap (PLTGU) dan fasilitas Liquefied Natural Gas (LNG), serta ekspansi pabrik pengolahan (processing plant).

Baca Juga: Hartanya Capai Rp 224 Triliun Versi Forbes, Prajogo Pangestu Semakin Kaya

"Kemudian kami akan mengembangkan Elang," ujar Alexander dalam kunjungan media ke Tambang Batu Hijau, Jum'at (27/10).

Bagi AMMN, Elang merupakan tambang masa depan setelah Batu Hijau. Elang diklaim sebagai salah satu deposit tembaga dan emas porfiri terbesar di dunia. Studi kelayakan definitif tambang Elang sedang berlangsung dan ditargetkan selesai pada tahun 2024.

Setelah penambangan bijih Fase 8 di tambang Batu Hijau selesai, AMMN berencana memulai produksi Elang pada tahun 2031 hingga 2046. Alexander menegaskan, eksplorasi menjadi strategi penting untuk keberlanjutan tambang.

 

Oleh sebab itu, AMMN tak segan untuk mengalirkan laba demi aktivitas eksplorasi. "Kami ingin perusahaan punya umur yang lebih panjang, ya kami teruskan eksplorasinya," imbuh Alexander.

Adapun, AMMN menjalankan aktivitas pertambangan melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Kepala Teknik Tambang Amman Mineral Nusa Tenggara Wudi Raharjo menambahkan, sejak akuisisi dari Newmont pada tahun 2016 lalu, Amman Mineral gencar menggelar eksplorasi sembari meningkatkan produktivitas dengan lebih efisien.

Baca Juga: Medco Energi (MEDC) Berharap Kenaikan Harga Minyak Dunia Katrol Kinerja Tahun Ini

Wudi bercerita, Newmont meninggalkan tambang Batu Hijau pada akhir Fase 6. Di samping aspek regulasi, secara operasional dan keekonomian Newmont kala itu melihat tambang Batu Hijau tidak lagi prospektif. Amman Mineral lantas melakukan transformasi dan membuktikan tambang Batu Hijau masih layak ditambang hingga sekarang.

"Bukan hanya Fase 7, Amman bisa menambang Fase 8. Kalau operasional efisien, meningkatkan keekonomisan. Mineral kadar rendah pun bisa diambil, diolah. Mestinya operator tambang memang mendorong produktivitas dan efisiensi, sehingga sumber daya bisa dimaksimalkan," terang Wudi.

Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara Rachmat Makkasau optimistis komoditas tembaga punya prospek yang cerah. Tumbuhnya industri dan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) semakin menambah kebutuhan terhadap tembaga. Selain nikel, tembaga menjadi komoditas kunci bagi pengembangan EV.

Rachmat memberikan gambaran, kebutuhan tembaga dalam EV bisa mencapai enam kali lebih banyak dibandingkan kendaraan konvensional. Hal ini bisa memoles prospek bisnis Amman Mineral secara jangka panjang.

Baca Juga: Saham Prajogo Lagi Moncer, Sederet Konglomerat ini Tajir Melintir dari Bursa Saham

Terlebih, tingkat harga tembaga mengacu pada London Metal Exchange (LME) yang fluktuasinya lebih terjaga dibandingkan komoditas energi. "Kami di bisnis tembaga sangat optimistis. Dalam green commodity (tembaga) sangat dibutuhkan. Maka kita optimistis juga dengan (tambang) Elang," ungkap Rachmat.

Saat ini, AMMN masih mengandalkan penambangan bijih dari Fase 7 di Batu Hijau, setidaknya hingga tahun 2024. AMMN berencana untuk memulai penambangan bijih Fase 8 pada tahun 2025 hingga 2030.

Pada tahun 2023, AMMN menargetkan produksi tembaga sebanyak 337 mlbs (juta pon) dan 529 koz (kilo ons) emas. Dalam periode semester I-2023, AMMN memproduksi 134 juta pon tembaga dan 172 kilo ons emas.

Progres Smelter AMMN

Sepanjang tahun 2023, AMMN juga menargetkan produksi sebanyak  610.000 metrik ton kering konsentrat. Sejauh ini AMMN menjual konsentrat ke pasar ekspor kepada sejumlah negara Asia seperti Filipina, China, Jepang, Korea Selatan, serta sebagian kecil ke pasar Eropa.

Sejak 24 Juli 2023, AMMN mengantongi izin ekspor konsentrat 900.000 metrik ton basah (wet metrik ton/wmt) yang berlaku hingga 31 Mei 2024. Jika diperlukan, AMMN akan meminta kepada pemerintah untuk meningkatkan tonase izin ekspor, dan melanjutkan ekspor konsentrat hingga smelter beroperasi.

Adapun, hingga September 2023 proyek smelter AMMN sudah mencapai 67,1%. Progres itu setara 100,15%, lebih tinggi dari target yang diberikan pemerintah dalam periode tersebut di level 66,9%. Sedangkan progres pembangunan PMR mencapai 65,4%.

Manager of Process and Technology - Smelter Project PT Amman Mineral Industri Fatih Wirfiyata mengungkapkan proses konstruksi fisik yang sedang berlangsung di Sumbawa Barat dijalankan berbarengan dengan proses fabrikasi peralatan smelter dan PMR di luar negeri.

Baca Juga: Bakal Dapat Suntikan Tenaga dari AMMN, Analis Rekomendasikan Beli Saham MEDC

Dalam pembangunan smelter & PMR ini, AMMN bermitra dengan perusahaan dari sejumlah negara, yakni China, Finlandia, Amerika Serikat, Austria, Australia, dan Jerman. Bersamaan dengan pengerjaan konstruksi dan fabrikasi, AMMN mulai menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan mengoperasikan smelter & PMR. 

Sejumlah tenaga terampil yang direkrut sudah dikirim ke China untuk menjani pelatihan. "Mereka dikirim ke pabrik (smelter) yang sudah beroperasi, yang karakter teknologi, proses dan produknya akan mirip dengan di sini. Jadi SDM sudah kami siapkan dari sekarang," sebut Fatih.

Adapun, konstruksi dan mekanis smelter AMMN ini ditargetkan rampung pada Mei 2024. Sedangkan untuk komisioning smelter dan produksi katoda tembaga pertama, AMMN menargetkan untuk memulainya sekitar empat hingga lima bulan kemudian.

Smelter tembaga dan PMR AMMN ini akan memiliki total kapasitas input sebesar 900.000 metrik ton per tahun (tpa) konsentrat dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang di masa depan. Smelter ini akan memproduksi katoda tembaga hingga mencapai 222 kilo ton per tahun dan asam sulfat 830 kilo ton per tahun.

Baca Juga: Amman Mineral (AMMN) Genjot Produksi Emas dan Tembaga Tahun Ini

Sementara itu, PMR akan mendapatkan input slime anoda dari proses pemurnian di fasilitas smelter tembaga yakni sebanyak 970 tpa. Produk dari PMR setiap tahun antara lain mencapai 18 tpa emas batangan, 55 tpa perak batangan, dan 70 tpa selenium.

Selain smelter dan PMR, AMMN juga menggelar ekspansi untuk meningkatkan kapasitas pabrik pengolahan hingga 80 juta - 85 juta ton per tahun. Lebih dari dua kali lipat dari kapasitas saat ini. Hal itu dibutuhkan untuk memproses pasokan bijih dari Fase 8 Batu Hijau dan Elang di masa depan.

Guna mendukung pengoperasian smelter dan peningkatan kapasitas pabrik pengolahan, AMMN juga membangun PLTGU berkapasitas 450 Megawatt. Proyek ini diringi dengan pembangunan fasilitas LNG sebagai pendukungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×