Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momen pemilihan umum (pemilu) 2024 kian mendekat. Sejumlah investor kakap mengatakan momen pemilu ini tidak memberikan dampak apapun terhadap pilihannya dalam membeli saham.
Salah satu investor, Kartika Sutandi atau yang akrab disapa Tjoe Ai ini mengatakan di situasi pemilu ini bukanlah hal sentimen besar yang bisa mempengaruhi keputusannya untuk memilih saham yang ia beli. Melainkan ada sentimen lain, yaitu keputusan The Fed terkait naik atau tidaknya suku bunga.
"Sentimen The Fed itu lebih penting, sih, dibandingkan pemilu yang akan berlangsung nanti. Karena pemilu sekarang sepertinya tidak sehuru-hara tahun 2019 lalu, karena sepertinya unsur agama tidak begitu kuat," kata Tjoe Ai kepada Kontan.co.id, Jumat (24/11).
Baca Juga: Patok Harga Penawaran Rp 100 per Saham, Seberapa Menarik Saham IPO AYAM?
Menurutnya, siapapun capres dan cawapres yang menang nanti, tidak akan membuat keputusannya dalam memilih saham itu berubah. Hanya saja, hingga kuartal IV-2023 ini menurutnya sektor konsumer yang paling dijagokan meskipun pada kuartal sebelumnya ia juga memilih sektor tersebut untuk dibeli.
"Namun, saat ini saya memilih sektor konsumer karena memang ada sedikit imbas dari pemilu," tuturnya.
Selain itu, saat ini Tjoe Ai sedang menunggu sinyal perkawinan antara PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang mulai samar-samar terbuka.
Kartika menambahkan, kalau strategi investasinya saat ini dengan cara memegang level cash di portofolio secara tinggi, karena adanya momen pemilu tersebut. Dengan begitu, Kartika saat ini sedang gemar membeli saham dari sektor konsumer, teknologi, dan perbankan.
Baca Juga: Sepak Terjang Romo Nitiyudo Wachjo, Partner Baru Lo Kheng Hong di Petrosea (PTRO)
"Karena setiap bisnis memiliki siklus, ada masa-masa demand-nya overweight, dan untuk target harga sih saya tidak ada. Kalau saham sedang naik, saya pasti beli," ujarnya.
Adapun Investor kawakan pasar modal yang juga dikenal dengan julukan Warren Buffett Indonesia, Lo Kheng Hong mengatakan pembelian sahamnya tidak akan dikaitkan dengan momen pemilu.
"Ketika saya membeli saham perusahaan publik, yang saya perhatikan adalah tata kelola, bidang usaha, laba, pertumbuhan dan valuasi, mahal atau murah," kata Lo Kheng Hong kepada Kontan, Jumat (24/11).
Ia menegaskan, saat ini dirinya tertarik dengan sektor perbankan dan batubara, karena menurutnya dapat membukukan laba yang besar dan memiliki valuasi yang murah.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy bilang, di tahun pemilu ini saham-saham fast moving consumer goods (FMCG), perbankan, dan telekomunikasi/infrastruktur yang menjadi jagoannya.
"Di tahun pemilu saham-saham industri FMCG akan lebih baik, selain perbankan yang memiliki perputaran uang di masa pemilu akan tinggi," ungkap Budi kepada Kontan, Jumat (24/11).
Baca Juga: 2023, Lo Kheng Hong Suka Investasi Di Dua Sektor Saham Ini, Mana yang Layak Beli?
Serupa dengan Budi, Presiden Direktur ASSA Prodjo Sunarjanto mengatakan di momen pemilu ini, saham-saham FMCG akan lebih baik dibandingkan dengan saham lainnya.
"Saham-saham industri FMCG akan lebih baik, selain sektor perbankan karena di masa pemilu perputarannya akan tinggi," tutur Prodjo kepada Kontan, Jumat (24/11).
Terakhir, Sukarto Bujung salah satu investor kakap yang juga mengatakan tidak akan berubah pemilihan sahamnya ketika pemilu. Ia menegaskan bahwa akan tetap memilih sektor IT, sektor perasuransian, dan sektor konsumer.
Baca Juga: Rahasia Kaya Warren Buffett: Investasikan Lagi Profit yang Didapat
"Intinya saya tidak takut investasi di pasar modal Indonesia dalam keadaan apapun," tuturnya kepada Kontan, Jumat (24/11).
Selanjutnya: 8 Manfaat Buah Naga Untuk Kesehatan yang Penting Diketahui
Menarik Dibaca: Bakal Hujan, Ini Perkiraan Cuaca Sabtu & Minggu 25-26 November 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News