kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,17   -0,55   -0.06%
  • EMAS1.365.000 -0,22%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketika Investor Kakap Lego Saham Perbankan Big Cap, Ini Saran Analis


Jumat, 24 November 2023 / 04:45 WIB
Ketika Investor Kakap Lego Saham Perbankan Big Cap, Ini Saran Analis
ILUSTRASI. Pegawai memotret layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/4/2023). Ketika Investor Kakap Lego Saham Perbankan Big Cap, Ini Saran Analis.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momen pemilihan umum (pemilu) 2024 kian mendekat. Meskipun kondisi pemilu saat ini masih terbilang lebih tenang dibandingkan pemilu 2019, momen ini dinilai mempengaruhi keputusan sejumlah investor kakap yang cenderung melepas beberapa saham kepemilikan mereka dari saham blue chip.

Berdasarkan catatan Kontan, setidaknya ada empat investor besar yang mengurangi kepemilikan saham mereka di saham bank 4 besar.

Pertama, FMR LLC (Fidelity Investments) sejak kuartal IV-2022, FMR LLC tercatat menambah investasinya di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Hingga kuartal III-2023, FMR LLC punya 1.936.297.576 saham, dari sebelumnya 1.590.201.404 saham pada akhir kuartal III-2022.

Sejak awal tahun 2023, Fidelity juga terus menambah porsi kepemilikan di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Namun, sejak kuartal III-2023, angkanya terus turun menjadi 2.310.869.204 saham di akhir kuartal III dan sampai kuartal IV (berjalan) ini, kepemilikannya tinggal 2.310.515.742 saham.

Baca Juga: Harga Saham GOTO Meroket, ARTO Hingga MPPA Ikut Melesat

Kedua, JP Morgan. Investor ini aktif menambah porsi kepemilikan sahamnya di BBRI sejak awal 2023. Namun, sama seperti Fidelity, sejak kuartal III-2023, investasinya di BBRI terus menurun. 

Di PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), JP Morgan terus memangkas porsi kepemilikannya juga. Jika di akhir 2022 dia punya 109.160.600 saham, kini hanya 44.072.600, turun lebih dari separuhnya.

JP Morgan juga terus memangkas kepemilikan sahamnya di BBCA sejak 2022. Dari posisi akhir kuartal III-2022 sebanyak 2,19 miliar saham, kini menjadi tinggal 1,53 miliar saham.

Ketiga, BlackRock Inc, sejak kuartal IV-2022, BlackRock menambah investasinya di BBCA hingga akhir Q2 2023. Namun, sejak kuartal III-2023, Blackrock terus memangkas investasinya di BBCA hingga kini menjadi 1.979.088.575 saham.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham yang Menarik Dikoleksi untuk Trading Hari Ini (23/11)

Keempat, Aberdeen. Sejak akhir 2022, Aberdeen aktif menambah kepemilikan sahamnya di BBNI yang saat itu berjumlah 12.657.400 saham. Sampai akhir kuartal III-2023, nilainya berjumlah 38.888.400 saham. Sampai sekarang, posisinya naik dua kali lipat menjadi 67.629.000 saham.

Namun berbanding terbalik dengan penempatan investasi Aberdeen di kuartal IV-2022 sebanyak 478.118.901 saham, dan kini terpangkas separuhnya menjadi 222.001.426 saham.

Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat, mengatakan investor kakap tersebut tidak ada aksi jual, mereka hanya mengurangi kepemilikannya secara serempak, tidak hanya satu dua saham.

"Semua saham mereka jual namun tidak mereka jual seluruhnya, melainkan hanya sebagian. Jadi mereka itu kemungkinan mempertimbangkan kondisi pasarnya bukan kondisi emitennya," ungkap Teguh kepada Kontan.co.id, Kamis (23/11).

Sektor perbankan sendiri masih memiliki kinerja yang positif. Teguh menegaskan pengurangan kepemilikan saham tersebut murni karena sentimen pemilu yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Beberapa Saham Terlempar dari Posisi Top 10 Market Cap Terbesar, Ini Kata Analis

"Mungkin mereka melihat prospek Indonesianya yang kurang bagus, sehingga mereka memutuskan keluar dulu sejenak. Mereka lebih melihat situasi politik di dalam negeri," kata Teguh.

Tentunya terdapat imbas ke harga saham di beberapa emiten perbankan yang saat ini sahamnya telah dilepas oleh investor tersebut, namun dampaknya tidak mempengaruhi kinerja mereka.

Dari kejadian ini, Teguh mengatakan bahwa inilah kesempatan bagi investor retail bisa dijadikan kesempatan untuk masuk, karena dana asing tersebut tidak keluar secara keseluruhan.

"Jadi penurunan harga saham ini bisa dijadikan kesempatan investor retail untuk masuk, karena dana asing keluar tapi tidak keluar total mereka cuma wait and see atau melakukan strategi yang wajar. Artinya mereka masih mengincar untuk masuk lagi," tuturnya.

Baca Juga: Asing Tadah Saham-Saham Ini Saat IHSG Tergelincir pada Perdagangan Jumat (10/11)

Selain itu, Teguh mencermati bahwa pasar modal di Indonesia tidak lagi didominasi oleh sektor perbankan. Meskipun begitu, hal tersebut akhirnya akan mereda. Saham-saham blue chip perbankan masih diprediksi akan naik lagi.

Teguh merekomendasikan buy pada saham BBNI dan BBRI dengan target harga Rp 5.500 per saham, dan BBCA dengan target harga Rp 9.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×