Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sejumlah emiten telekomunikasi tampak melemah selama periode Januari–Maret 2025. Tekanan datang dari menurunnya Pendapatan rata-rata per pengguna alias Average Revenue Per User (ARPU).
Indo Premier Sekuritas menghitung pendapatan agregat dari operator telekomunikasi mencapai Rp 58,8 triliun atau turun 1% secara tahunan atau Year on Year (YoY). EBITDA para operator juga turun 5% YoY menjadi Rp 28,9 triliun.
Equity Research Analyst Indo Premier Sekuritas Aurelia Barus dan Belva Monica menjelaskan penurunan ini terutama disebabkan oleh tren ARUP yang melemah.
Baca Juga: Ini Upaya Avia Avian Pertahankan Pertumbuhan Kinerja di Tengah Pelemahan Daya Beli
ARPU PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular alias Telkomsel turun 6% YoY di kuartal I-2025. Penurunan ARPU juga terjadi pada PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) yang turun 9% YoY.
Sebaliknya, hanya PT Indosat Tbk (ISAT) yang berhasil mencatat kenaikan ARPU. Secara kuartalan ARUP Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH) naik 1%, tetapi secara tahunan naik 5%.
Aurelia dan Belva menjelaskan walaupun operator menargetkan peningkatan ARPU pada semester kedua 2024, tetapi realisasi dan keberlanjutannya masih belum pasti. Ini bisa terjadi karena beberapa hal.
“Jika XL Smart melakukan promosi agresifnya dengan kuota lebih besar, pasca bagian dari strategi pasca merger dan ekspansi ke wilayah luar Jawa,” tulisnya dalam riset tertanggal 19 Mei 2025.
Baca Juga: Intip Prospek Emiten Telekomunikasi di Tengah Pelemahan Daya Beli dan ARPU
Selain itu, Aurelia dan Belva juga menyoroti masih lemahnya daya beli masyarakat. Ini berpotensi menjadi penghambat peningkatan ARPU secara berkelanjutan.