Reporter: Recha Dermawan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan pekan kemarin. Pada Jumat (10/11), IHSG melemah 28,97 poin atau 0,42% ke level 6.809,26. Namun, selama sepekan IHSG masih menguat 0,30%
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Divion Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi Riawan mengatakan, pada perdagangan hari besok, Senin (13/11), IHSG berpotensi bergerak di kisaran support 6.750 dan resistance 6.780, dengan potensi menguat jika mampu menembus level resisten 6.800.
Hal ini didukung oleh sentimen positif dari bursa saham Asia yang mengalami penguatan pada Jumat (5/11) seiring dengan optimisme terhadap pemulihan ekonomi global.
Baca Juga: Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Untuk Perdagangan Senin (13/11)
Menurutnya, sentimen yang akan mempengaruhi pasar selama sepekan ke depan antara lain adalah sentimen global seperti perkembangan pandemi Covid-19, kebijakan moneter The Fed, tensi geopolitik antara China-Taiwan dan Rusia-Ukraina, serta data ekonomi dari negara-negara utama seperti AS, China, dan Eropa.
“Selain sentimen global, dari sisi sentimen domestik juga akan mempengaruhi pergerakan pasar seperti seperti data inflasi, neraca perdagangan, pertumbuhan ekonomi, kinerja emiten, serta isu politik menjelang Pemilu 2024.” kata Reza kepada Kontan, Minggu (12/11).
Menurutnya, dengan berbagai sentimen di atas, beberapa rekomendasi saham yang dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang adalah
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dengan target harga Rp 10.000 per saham. Saham ini memiliki nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, kinerja keuangan yang solid, serta layanan perbankan yang inovatif dan berkualitas.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dengan target harga Rp 11.000 per saham. Saham ini merupakan produsen makanan dan minuman terbesar di Indonesia, dengan brand yang kuat, lini produksi yang terintegrasi, serta daya tahan yang tinggi terhadap krisis.
Baca Juga: Melongok Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Senin (13/11)
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dengan target harga Rp1.500 per saham. Saham ini merupakan salah satu unicorn di Indonesia, dengan platform e-commerce yang memiliki jaringan mitra usaha yang luas, potensi pertumbuhan yang besar, serta sinergi dengan ekosistem GoTo.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, selama sepekan ke depan, arah pergerakan IHSG diperkirakan masih akan rawan terkoreksi dengan support di 6.639 dan resistance di 6.887.
Untuk sentimen, ia perkirakan akan dipengaruhi oleh sentimen global maupun domestik antara lain seperti kondisi geopolitik di Timur Tengah yg makin memanas, kondisi ekonomi China yg cenderung stagnan setelah beberapa waktu lalu baru saja inflasi yang terkontraksi
Lalu, adanya sinyal hawkish dari pidato The Fed, dimana The Fed masih akan menurunkan inflasi AS ke angka 2% dan juga yang terakhir mengenai nilai tukar Rupiah terhadap USD.
Selain itu, pada pekan depan akan ada rilis data inflasi AS yg diperkirakan masih berada di angka 4%, rilis data produksi dan penjualan ritel China, serta neraca perdagangan Indonesia.
Maka dari itu, untuk saham, ia merekomendasikan investor untuk mencermati Surya Eka Perkasa( ESSA) dengan target harga Rp 660 - Rp 725, PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) dengan target harga Rp 254 - Rp 260 dan Adaro Energy Indonesia (ADRO) dengan target harga Rp 2.540 - Rp 2.750
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Barito Pacific (BRPT) yang Gemar Ekspansi
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, pada pekan depan, cukup banyak data yang harus diperhatikan masih menjadi penentu.
Seperti data inflasi Amerika yang akan keluar pada tanggal 14 November, dimana secara YoY diperkirakan akan mengalami penurunan dari sebelumnya 3,7% menjadi 3% - 3,5% Apabila turun lebih dalam, tentu menjadi sentimen positif bagi pasar.
Namun masalahnya, inflasi inti diproyeksikan masih belum akan berubah atau akan berada di kisaran 4,1% tidak hanya data dari Amerika, namun data pertumbuhan ekonomi Eropa pada kuartal III 2023 diperkirakan akan mengalami kontraksi dimana secara kuartalan akan berada di kisaran -0,1% - 0%, dan secara YoY akan berada di kisaran 0% - 0,3%.
Lalu setelah data pertumbuhan ekonomi, akan ada data inflasi Eropa yang dimana secara MoM diproyeksikan akan mengalami penurunan atau berada di kisaran 0% - 0,1% dengan YoY diproyeksikan akan mengalami penurunan 4,3% menjadi 2,8% - 3%. Inflasi inti diproyeksikan sama dan bermain di kisaran 4%.
Dari China, tentunya pasar akan menantikan data penting seperti biasa, mulai dari Industrial Production YoY yang diperkirakan di kisaran 4,5% dan penjualan ritel yang diproyeksikan mengalami kenaikan dari sebelumnya 5,5% menjadi 6,5% - 7%
Yang terakhir tentu saja dari pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal III 2023 yang penting bagi pasar Asia, dimana diperkirakan mengalami penurunan dari sebelumnya 1,2% menjadi di kisaran -0,1% - 0%.
Baca Juga: Asing Catat Net Buy Terbesar pada 10 Saham Ini Selama Sepekan
Namun meskipun demikian, sejauh ini jika dilihat secara fundamental, ekonomi Indonesia masih memberikan harapan bahwa kita masih mampu menghadapi ketidakpastian pasar.
“Dengan berbagai sentimen yang ada, kami melihat IHSG berpotensi menguat pekan ini dengan rentang support 6.800 dan resistance 6.835” kata Nico kepada Kontan, Minggu (12/10)
Menurutnya, sektor yang akan bermain di perkirakan adalah sektor infrastruktur, dan konsumser non primer.
Untuk rekomendasi saham, Nico merekomendasikan secara teknikal untuk membeli Adaro Energy Indonesia (ADRO) dengan target harga Rp 2.510, Barito Pacific Energy (BRPT) dengan target harga Rp 1.195 dan Ramayana Lestari Sentosa (RALS) dengan target harga Rp 505
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News