Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
Nah, investor yang ingin mengoleksi reksadana tersebut dapat melakukan pembelian awal minimum Rp 100 ribu yang dikenakan biaya maksimal 1%. Sementara perusahaan juga mengutip biaya penjualan maksimal 1% serta biaya pengalihan maksimal 1%.
Adapula biaya kustodian maksimal 0,25% per tahun (di luar PPN) dan jasa manajer investasi maksimal 3,5% per tahun (di luar PPN).
Produk yang meluncur sejak 4 Juni 2014 tersebut menggandeng bank kustodian Deutsche Bank.
Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo menerangkan, secara ytd per Mei 2016, return CIMB-Principal Balanced Growth Syariah memang lebih baik ketimbang Infovesta Sharia Balanced Fund Index yang mencatatkan kinerja sebesar 5,54%.
Imbal hasil produk tersebut ditopang oleh alokasi portofolio yang didominasi efek saham. Apalagi efek saham yang dipilih memiliki karakterisitik yang sejalan dengan performa indeks. "Serta cepat rebound ketika sudah mengalami koreksi. Saham-saham tersebut yaitu TLKM, UNVR dan ASII," tukasnya.
Amunisi tambahan juga bersumber dari alokasi aset pada Surat Berharga Negara (SBN) yang memperoleh angin segar pasca Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga menjadi 6,75%.
Beben memproyeksikan, kinerja reksadana CIMB-Principal Balanced Growth Syariah bakal cukup positif hingga pengujung tahun. Ia memprediksi, sepanjang tahun 2016, Infovesta Sharia Balanced Fund Index akan berkisar 10%-12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News