Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kinerja efek saham yang mulai menghijau telah memicu para manajer investasi untuk meracik produk reksadana campuran yang berdominasi saham.
Strategi ini jugalah yang diterapkan PT CIMB-Principal Asset Management (CPAM) dalam mengelola reksadana campuran syariah CIMB-Principal Balanced Growth Syariah.
Direktur Investasi CPAM Cholis Baidowi berujar, kondisi bursa saham domestik di tahun 2016 memang telah menunjukkan sinyal pemulihan ketimbang situasi tahun sebelumnya.
Terdapat berbagai katalis positif yang menopang pasar modal dalam negeri sejak awal tahun ini. Pertama, target pertumbuhan ekonomi tahun 2016 yang dipatok pada level 5,3%, melebihi target pada tahun 2015 yang mencapai 4,7%.
"Sejalan dengan asumsi pemerintah, kinerja para emiten pada kuartal I 2016 telah menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya," terang Cholis.
Guna mewujudkan harapan tersebut, pemerintah telah berusaha menstimulasi investasi, meningkatkan ekspor, serta mendorong konsumsi.
Belanja pemerintah Indonesia juga sudah mengalir dengan cukup signifikan. Ini tercermin pada indikator penjualan otomotif, semen, serta barang konsumsi.
Perbaikan juga dialami oleh aspek neraca perdagangan dan tren inflasi yang rendah.
Kiat-kiat tersebut cukup jitu. Mengacu data Infovesta Utama per Mei 2016, CIMB-Principal Balanced Growth Syariah telah mencetak imbal hasil (return) sebesar 8,02% (ytd).
Angka tersebut melebihi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menanjak 4,44% (ytd) serta Infovesta Government Bond Index yang tumbuh 6,5% (ytd) periode sama.
Maklum, mengutip fund fact sheet per April 2016, mayoritas aset CIMB-Principal Balanced Growth Syariah memang dialokasikan pada efek saham sebesar 57,85%.
Sisanya berupa obligasi 27,86%, pasar uang 3,04%, dan instrumen lainnya 11,25%. "Kami juga menempatkan dana pada obligasi pemerintah yang lebih likuid," tuturnya.
Cholis menuturkan, reksadana campuran syariah CIMB-Principal Balanced Growth Syariah memang ditujukan bagi investor yang ingin memperoleh hasil investasi yang optimal dalam jangka panjang sesuai dengan prinsip syariah Islam.
Oleh karena itu, Cholis optimistis, hingga pengujung tahun 2016, kinerja CIMB-Principal Balanced Growth Syariah dapat mengungguli rata-rata return reksadana campuran.
Katalis positif bersumber dari kebijakan pengampunan pajak alias Undang-Undang Tax Amnesty yang sedang digodok oleh pihak legislatif.
Cholis mengungkapkan, perusahaan bakal memantau situasi di waktu mendatang apabila ingin memperbesar maupun mengecilkan porsi saham dalam reksadana tersebut.
"Kami fokus pada perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan yang kuat serta mendapatkan manfaat dari orientasi dalam negeri," imbuhnya.
Mengacu Infovesta per 3 Juni 2016, reksadana syariah ini telah diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) senilai Rp 1.037,73.
Adapun per April 2016, CIMB-Principal Balanced Growth Syariah telah mendulang dana kelolaan sebanyak Rp 32,9 miliar.
Nah, investor yang ingin mengoleksi reksadana tersebut dapat melakukan pembelian awal minimum Rp 100 ribu yang dikenakan biaya maksimal 1%. Sementara perusahaan juga mengutip biaya penjualan maksimal 1% serta biaya pengalihan maksimal 1%.
Adapula biaya kustodian maksimal 0,25% per tahun (di luar PPN) dan jasa manajer investasi maksimal 3,5% per tahun (di luar PPN).
Produk yang meluncur sejak 4 Juni 2014 tersebut menggandeng bank kustodian Deutsche Bank.
Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo menerangkan, secara ytd per Mei 2016, return CIMB-Principal Balanced Growth Syariah memang lebih baik ketimbang Infovesta Sharia Balanced Fund Index yang mencatatkan kinerja sebesar 5,54%.
Imbal hasil produk tersebut ditopang oleh alokasi portofolio yang didominasi efek saham. Apalagi efek saham yang dipilih memiliki karakterisitik yang sejalan dengan performa indeks. "Serta cepat rebound ketika sudah mengalami koreksi. Saham-saham tersebut yaitu TLKM, UNVR dan ASII," tukasnya.
Amunisi tambahan juga bersumber dari alokasi aset pada Surat Berharga Negara (SBN) yang memperoleh angin segar pasca Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga menjadi 6,75%.
Beben memproyeksikan, kinerja reksadana CIMB-Principal Balanced Growth Syariah bakal cukup positif hingga pengujung tahun. Ia memprediksi, sepanjang tahun 2016, Infovesta Sharia Balanced Fund Index akan berkisar 10%-12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News