Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
Kiat-kiat tersebut cukup jitu. Mengacu data Infovesta Utama per Mei 2016, CIMB-Principal Balanced Growth Syariah telah mencetak imbal hasil (return) sebesar 8,02% (ytd).
 Angka tersebut melebihi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menanjak 4,44% (ytd) serta Infovesta Government Bond Index yang tumbuh 6,5% (ytd) periode sama.
Maklum, mengutip fund fact sheet per April 2016, mayoritas aset CIMB-Principal Balanced Growth Syariah memang dialokasikan pada efek saham sebesar 57,85%.
Sisanya berupa obligasi 27,86%, pasar uang 3,04%, dan instrumen lainnya 11,25%. "Kami juga menempatkan dana pada obligasi pemerintah yang lebih likuid," tuturnya.
Cholis menuturkan, reksadana campuran syariah CIMB-Principal Balanced Growth Syariah memang ditujukan bagi investor yang ingin memperoleh hasil investasi yang optimal dalam jangka panjang sesuai dengan prinsip syariah Islam.
Oleh karena itu, Cholis optimistis, hingga pengujung tahun 2016, kinerja CIMB-Principal Balanced Growth Syariah dapat mengungguli rata-rata return reksadana campuran.
Katalis positif bersumber dari kebijakan pengampunan pajak alias Undang-Undang Tax Amnesty yang sedang digodok oleh pihak legislatif.
Cholis mengungkapkan, perusahaan bakal memantau situasi di waktu mendatang apabila ingin memperbesar maupun mengecilkan porsi saham dalam reksadana tersebut.
"Kami fokus pada perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan yang kuat serta mendapatkan manfaat dari orientasi dalam negeri," imbuhnya.
Mengacu Infovesta per 3 Juni 2016, reksadana syariah ini telah diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) senilai Rp 1.037,73.
Adapun per April 2016, CIMB-Principal Balanced Growth Syariah telah mendulang dana kelolaan sebanyak Rp 32,9 miliar.