kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cerai dari Bakrie, Bumi Plc ganti nama


Senin, 11 November 2013 / 09:31 WIB
Cerai dari Bakrie, Bumi Plc ganti nama
ILUSTRASI. Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno memberikan beberapa rekomendasi destinasi wisata selama libur sekolah. foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir/hp.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Putusan cerai antara Bumi Plc dengan Grup Bakrie tinggal menghitung hari. Perusahaan yang berbasis di London ini akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 4 Desember 2013 mendatang.

Ada empat agenda yang akan dibicarakan. Pertama, penjualan 29,2% saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dari Bumi Plc ke Bakrie Group. Ke dua, penyelesaian transaksi Borneo Group dan Bakrie. Hal ini terkait dengan Samin Tan yang akan menguasai 47,6% saham Bumi melalui dua entitasnya, PT Borneo Bumi Energy (BBE) dan Ravenwood Pte. Ltd (RACL).

Kemudian, pemegang saham juga akan membahas perjanjian antara Bumi Plc dengan Samin Tan selaku calon pemegang saham mayoritas. Terakhir, perubahan nama Bumi Plc.

Jajaran Direktur Independen Bumi Plc sepakat, bahwa perceraian ini merupakan jalan terbaik bagi kepentingan para pemegang saham.

Rekomendasi mengenai hal tersebut tertuang dalam surat edaran yang diumumkan manajemen Bumi Plc kepada para pemegang saham.

Penjualan 29,2% saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) milik Bumi dibandrol dengan harga premium yang totalnya mencapai US$ 501 juta.

Nilai transaksi yang harus dibayar tunai tersebut 116% lebih tinggi ketimbang nilai pasar BUMI.

Per 5 November 2013, nilai pasar untuk 22,9% saham BUMI hanya US$ 232 juta atau setara dengan 22,9 sen dollar AS.

Kemudian, Samin Tan melalui Borneo Group dan RACL akan menguasai 47,6% saham Bumi Plc. Sir Julian Horn-Smith, Direktur Independen Senior Bumi dan Chairman Komite Independen optimistis, jika paket kesepakatan disetujui, maka nasib Bumi ke depan akan lebih baik.

"Jajaran komite independen yakin, paket (perpisahan) ini pilihan terbaik yang bisa dipertimbangkan oleh para pemegang saham independen," ujar Julian dalam pernyataan resminya.

Pasalnya, lanjut dia, keputusan tersebut akan berdampak positif dari segi finansial karena nilai jual saham BUMI yang tinggi. Di saat yang sama, perseroan akan mampu meningkatkan perlindungan kepentingan bagi pemegang saham minoritas. Khususnya dalam hal meningkatkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).

Senada dengan Julian, Nick Von Schirnding, CEO Bumi Plc pun mengatakan, dari segi nilai transaksi sangat menguntungkan bagi Bumi.

"(sehingga), ke depan kami bisa fokus untuk menjadi perusahaan batubara dengan strategi yang jelas demi kepentingan para pemegang saham," paparnya.

Tidak hanya itu, BUMI dinilai merupakan perusahaan yang sangat terbebani dengan utang. Perusahaan batubara Bakrie ini memerlukan dana yang besar untuk membayar utang kepada China Investment Corporation (CIC) pada 2014 dan 2015 mendatang.

Sementara itu, hingga saat ini, manajemen Bumi bilang, belum ada kepastian terkait penyelesaian utang yang nilainya masih mencapai US$ 1,3 miliar tersebut. Kalaupun settlement terlaksana, dampaknya kepada Bumi Plc pun dinilai masih kabur, apakah menguntungkan atau tidak.

Lebih lanjut dijelaskan, berhubung Bakrie mengandalkan duit dari Samin Tan yang akan membeli 23,8% saham Bumi milik Bakrie, maka jajaran Direksi Independen Bumi memberikan  persyaratan.

RACL yang berniat mengambil saham tanpa hak suara sementara (suspended voting ordinary shares) harus menunjukkan bukti pihaknya sudah memiliki dana untuk memuluskan rencana tersebut.

Bukti tertulis mengenai perjanjian pendanaan dengan kreditur serta syarat dan ketentuan harus disampaikan kepada pemegang saham paling lambat tanggal 20 November 2013.

Jika pada tanggal tersebut, RACL tidak mempublikasikan detil pendanaan atau para Direktur Independen Bumi belum menerima salinan perjanjian dengan kreditur, maka proses pereceraian tidak bisa dilanjutkan.

Poin-poin yang ada dalam proposal perceraian pun tidak berlaku. Buntutnya, jajaran direksi akan menunda jadwal RUPS Desember mendatang. Tetapi, menurut penjelasan direksi Bumi, Samin Tan yakin pihaknya bisa mendapatkan fulus untuk memuluskan rencana akuisisi saham Bumi tersebut.

Seperti diketahui, dari total US$ 501 juta dana yang harus dibayar Bakrie, sebesar US$ 223 juta berasal dari penjualan saham Bumi ke Samin Tan. Sisanya, yakni US$ 278 juta dari kantong Bakrie sendiri.

Namun, Direksi Bumi tidak meminta ketentuan yang sama kepada pihak Bakrie, yang diwakili oleh Long Haul Holdings Ltd (LHH) terkait ketersediaan dana.

Hanya saja, LHH, RACL dan Bumi telah menyepakati adanya perjanjian terkait rekening escrow (escrow account). LHH telah sepakat meyetor US$ 50 juta sebagai dana awal. Bank yang ditunjuk adalah Deutsche Bank AG, cabang Singapura.

Dana ini ototmatis akan masuk rekening Bumi ketika transaksi disepakati. Namun, bila syarat dan ketentuan transaksi dianggap batal, dan dinyatakan batal, maka dana ini akan kembali ke LHH.

Selain dana itu, Deutsche Bank juga menyimpan sejumlah surat berharga dalam bentuk efek, keranjang investasi (fund), dan dokumen berharga. Sejumlah harta ini nantinya akan dikembalikan pada saat transaksi perceraian sudah ketok palu.

Selanjutnya, sebagai bagian dari rencana perpisahan dengan Grup Bakrie, Bumi Plc berencana mengubah nama menjadi Asia Resources Minerals Plc. Hal ini merupakan salah satu agenda dalam RUPS Desember mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×