kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kesiapan BORN penentu proposal Bakrie


Sabtu, 09 November 2013 / 06:07 WIB
Kesiapan BORN penentu proposal Bakrie
ILUSTRASI. Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite ke sepeda motor konsumen di SPBU Imam Bonjol, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (24/6/2022). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/nym.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Keputusan atas nasib proposal pemisahan investasi yang diajukan Grup Bakrie ke Bumi Plc tinggal menghitung hari. Bumi Plc mengumumkan bakal menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) guna mengambil keputusan atas proposal Grup Bakrie pada 4 Desember 2013.

Hal itu terungkap dalam pengumuman yang diunggah di situs resmi Bumi Plc, Jumat (8/11). Pada 18 Juli 2013 lalu, anak usaha Bumi Plc, Vallar Investment UK Limited telah menandatangani perjanjian conditional sales and purchase agreement (CSPA) dengan Long Haul Holding Ltd (LHH).

Isi CSPA, Vallar sepakat menjual 29,2% saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ke Long Haul senilai US$ 501 juta. Nick von Schirnding, Chief Executive Officer Bumi Plc menegaskan, transaksi ini menguntungkan.

Sebab, nilai jual beli tersebut lebih tinggi 116% dari harga pasar saham BUMI saat ini. "Transaksi ini akan memudahkan kami melangkah lebih baik dengan membentuk perusahaan batubara yang memiliki strategi jelas demi restorasi nilai pemegang saham (Bumi Plc)," kata Schirnding, Jumat (8/11).
Grup Bakrie optimistis, bisa memenuhi kebutuhan dana untuk membeli kembali (buyback) saham BUMI. "Dana US$ 278 juta sudah siap sejak Januari 2013," kata Chris Fong, Juru Bicara Grup Bakrie kepada KONTAN.

Sayangnya, Chris Fong enggan menjelaskan, sumber dana US$ 278 juta. Sebelumnya, Grup Bakrie sudah membayar US$ 50 juta ke rekening escrow di Deutsche Bank AG, cabang Singapura.

Grup Bakrie membutuhkan US$ 278 juta yang harus dicari sendiri untuk merampungkan buyback BUMI. Adapun, sisa dana sebesar US$ 223 juta berasal dari hasil transaksi dengan Grup Borneo.

Anak usaha Grup Borneo, yakni Ravenwood Pte. Ltd, sepakat membeli 23,8% saham Bumi Plc milik Bakrie senilai US$ 223 juta. Jika transaksi ini disepakati pemegang saham Bumi Plc, maka Grup Borneo, dalam hal ini Ravenwood dan PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN), akan memiliki 47,6% saham Bumi Plc.

Namun, Kenneth Raymond Allan, Direktur BORN, enggan membeberkan sumber dana yang bakal diambil Grup Borneo untuk mengakuisisi 23,8% saham Bumi Plc dari Bakrie. Bumi Plc mengharuskan Grup Borneo mengumumkan skema pendanaan akuisisi maksimal 20 November 2013. Jika tidak memenuhi kewajiban ini, seluruh rencana transaksi tersebut akan dibatalkan.

Sejauh ini, keuangan BORN tengah morat-marit. Perusahaan taipan Samin Tan itu mesti mengajukan restrukturisasi utang US$ 300 juta-US$ 500 juta kepada Standard Chartered Bank (Stanchart). Asal tahu saja, BORN berutang sebesar US$ 1 miliar kepada Stanchart untuk mendanai akuisisi saham Bumi Plc bersama Grup Bakrie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×