Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lesunya pergerakan harga perak di awal tahun diharapkan tidak berlangsung lama, meskipun dari sentimen cenderung masih akan bergerak bearish.
Mengutip Bloomberg, Jumat (7/2) harga perak untuk kontrak Maret 2020 di Commodity Exchange tercatat melorot 0,71% ke level US$ 17,69 per ons troi dibanding hari sebelumnya.
Untungnya, perak masih mencatatkan pertumbuhan 0,5% sejak 31 Desember 2019 ke level US$ 18,01 per ons troi di 31 Januari 2020.
Baca Juga: Berkat tol laut, Pelni catatkan kenaikan jumlah penumpang sebesar 30% sepanjang 2019
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengungkapkan, pergerakan perak yang cenderung lesu di awal tahun lantaran, harga perang cenderung mengikuti pergerakan komoditas metal based, seperti timah, tembaga, alumunium dan lainnya. Alhasil perak cenderung bergerak lesu di awal tahun.
"Pergerakan perak biasanya mengikuti emas, tapi belakangan ini dia tertekan karena mengikuti pergerakan metal based," ungkap Ariston kepada Kontan, Minggu (9/2).
Seperti diketahui, isu pelambatan ekonomi global telah menekan sebagian besar harga komoditas logam. Ini karena, prediksi akan permintaan bakal berkurang, diikuti potensi produksi manufaktur yang juga kan berkurang.
Baca Juga: Harga emas Antam turun lagi pada hari ini menjadi Rp 770.000
Kondisi tersebut rupanya turut berpengaruh pada harga perak selaku logam mulia yang juga beberapa fungsinya setara dengan logam metal.
Di samping itu, Ariston mengungkapkan data yang dirilis Hecla Mining Stock menunjukkan adanya kenaikan produksi perak sekitar 22%. Alhasil, kondisi tersebut turun mendorong pergerkan harga perak semakin tertekan di awal tahun.
Untuk ke depan, dia memperkirakan tren harga perak masih berada di area bearish, sehingga investor lebih direkomendasikan untuk sell on strength.
Baca Juga: Harga Komoditas Energi Mulai Naik, Simak Prospek Harga Minyak, Batubara, dan Gas Alam
Aksi sell bisa dilakukan saat harga mendekati level resistance US$ 19,70 per ons troi, adapun untuk level support berada di level US$ 16,60 per ons troi.
Menurutnya, jika perkembangan virus Corona berlanjut semakin mengkhawatirkan ke depan, Ariston memprediksi harga perak bergerak menuju level resistance.
Apalagi pergerakan indikator RSI secara bulanan mengindikasikan naik karena harga berada di atas level 50. Begitu juga dengan moving average (MA)50 yang menunjukkan harga berada di atas area 50.
"Ke depan harusnya harga perak bisa mengikuti pergerakan harga emas global yang saat ini bergerak naik," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News