Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham global, termasuk Indonesia, tengah mengalami fase volatilitas akibat berbagai faktor seperti ketidakpastian ekonomi global. Dalam situasi seperti ini, investor perlu lebih selektif dalam memilih saham agar tetap bisa meraih imbal hasil optimal dengan risiko yang terkendali.
Kondisi pasar saham domestik yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Senin, (14/4) di level 6.368,51 atau naik 1,7% dalam sehari. Ini menjadi penguatan beruntun selama tiga hari, setelah sebelumnya sempat melemah pada 8 dan 9 April 2025 lalu.
Ekonom PT Panin Sekuritas Tbk, Felix Darmawan, menyampaikan bahwa di tengah fluktuasi yang masih membayangi pergerakan IHSG, saham-saham berbasis komoditas seperti energi dan logam tetap menyimpan potensi kenaikan yang menarik.
Potensi ini bahkan bisa semakin besar jika ketegangan geopolitik global berlanjut dan mendorong harga komoditas melonjak. Selain itu, sektor consumer staples juga layak dilirik karena sifatnya yang defensif, sehingga cocok dijadikan penyeimbang dalam portofolio investasi.
Dalam menentukan pilihan saham, investor disarankan untuk memperhatikan sejumlah indikator penting seperti price to earnings ratio (PER), price to book value (PBV), serta konsistensi pertumbuhan laba bersih dari emiten.
Baca Juga: Kebijakan dan Insentif Prabowo-Gibran Jadi Harapan Baru Saham Konglomerat
"Ketika IHSG mengalami koreksi, banyak saham mengalami penurunan PER. Jadi ini justru bisa menjadi momen 'diskon besar' bagi saham-saham yang fundamentalnya masih oke," kata Felix kepada Kontan, Senin (14/4).
Felix juga menambahkan bahwa sejumlah saham dengan valuasi menarik saat ini berasal dari sektor perbankan besar, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Di samping itu, saham-saham di sektor emas juga dinilai menjanjikan, antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), seiring dengan tren kenaikan harga emas global yang masih berlanjut.
Tak hanya itu, Felix menyampaikan salah satu indeks yang patut dipertimbangkan adalah IDXValue30, yang terdiri dari saham-saham berfundamental kuat namun masih tergolong undervalued secara valuasi. Indeks ini sangat sesuai bagi investor dengan pendekatan value investing, mirip dengan strategi yang diterapkan Warren Buffett.
"Saham-saham di dalam indeks ini cenderung lebih tahan banting saat pasar volatil dan memberikan peluang capital gain yang baik, ketika market mulai pulih," jelasnya.
Sementara itu, Investment Analyst dari Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menyampaikan bahwa secara kinerja sektoral dalam satu tahun terakhir, sektor energi, keuangan, dan properti masih menunjukkan daya tarik, khususnya untuk investasi jangka panjang.
Baca Juga: Cek Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing Sepekan Terakhir
Sektor energi dinilai menarik terutama pada emiten yang memiliki pendapatan utama dari emas, seiring dengan potensi kenaikan harga emas yang masih terbuka akibat ketidakpastian kondisi ekonomi global.
Kemudian, saham seperti BMRI, BBRI, ANTM serta PT Ciputra Development Tbk (CTRA) juga dinilai menarik lantaran kinerja keuangan yang masih cukup solid dan diharapkan dengan outlook suku bunga acuan yang turun dapat menopang kinerja keuangan emiten.
Bagi investor, selain mempertimbangkan rasio valuasi seperti PER dan indikator keuangan lainnya, Indy juga menyarankan investor untuk memperhatikan dividend yield. Dengan cara ini, investor tidak hanya berpeluang memperoleh capital gain, tetapi juga bisa menikmati pembagian dividen secara berkala.
"Saham-saham perbankan seperti BMRI, BBRI, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dinilai menarik karena memiliki PER yang relatif rendah, dividend yield yang cukup tinggi, dan didukung oleh fundamental yang kuat," terang Indy kepada Kontan, Senin (14/4).
Indeks IDX Value30 juga menjadi perhatian karena mencakup saham-saham berkapitalisasi besar dengan fundamental solid. Beberapa emiten dalam indeks ini bahkan menawarkan dividend yield yang menarik, sehingga cocok bagi investor dengan strategi jangka menengah hingga panjang.
Indy merekomendasikan buy on weakness sejumlah saham seperti BBRI, BMRI, BNGA, CTRA, NISP, ANTM di target harga masing-masing Rp 5.500, Rp 6.100, Rp 1.900, Rp 1.095, Rp 1.360 dan Rp 2.130 per saham.
Selanjutnya: DPR dan Pemerintah Akan Bahas Persiapan Pemberangkatan Jemaah Haji 2025
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 15-16 April, Siaga Hujan Sangat Lebat di Provinsi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News