kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Cek Prospek dan Prediksi Harga Komoditas pada Tahun 2023


Senin, 06 Februari 2023 / 07:05 WIB
Cek Prospek dan Prediksi Harga Komoditas pada Tahun 2023


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas energi, yakni gas alam dan batubara cenderung turun pada bulan Januari 2023. Sementara itu, harga minyak mentah bergerak variatif.

Berdasarkan data tradingeconomics.com, harga minyak mentah sempat naik ke level US$ 82,5 per barel namun turun ke sekitar US$ 73,4 per barel pada akhir bulan lalu.

Kemudian, harga gas alam turun dari US$ 4,09 per MMBtu menjadi US$ 2,69 per MMBtu dan harga batubara kontrak pengiriman Maret 2023 merosot ke US$ 240 per ton dari US$ 340 per ton.

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, penurunan harga komoditas energi tersebut disebabkan oleh permintaan yang lebih rendah karena musim dingin yang lebih hangat, terutama di Eropa.

Baca Juga: Harga Komoditas Energi Tertekan pada Januari 2023, Simak Prospek Hingga Akhir Tahun

“Kekhawatiran global yang bergeser dari inflasi tak terkendali menjadi potensi perlambatan ekonomi hingga ancaman resesi juga menjadi sentimen penekan lainnya,” kata Wahyu saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (5/2).

Harga minyak mentah melemah setelah Badan Indormasi Energi Amerika Serikat (AS) melaporkan cadangan minyak mentah sebesar 4,1 juta barel selama seminggu hingga 27 Januari 2023. Jumlah ini naik dibandingkan persediaan pekan sebelumnya yang sekitar 500 ribu barel.

Namun, penurunannya tak terlalu signifikan karena OPEC menyatakan akan mempertahankan pengurangan produksi yang telah disepakati tahun lalu.

Pada Oktober 2022, OPEC dan sekutunya sepakat untuk memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari.

Untuk gas alam, pelemahan harganya didorong oleh pasokan LNG yang kuat tapi permintaannya melemah akibat musim dingin yang lebih hangat. Sementara itu, koreksi batubara juga didukung oleh China yang telah menginzinkan impor batubara dari Australia dan ekspor Indonesia kembali penuh.

Untuk ke depannya, Wahyu melihat harga ketiga komoditas energi ini masih rentan terhadap tekanan. Pasokan batubara global pada 2023 diperkirakan berlimpah karena China dan India juga akan meningkatkan produksinya.

Menurut Wahyu, batubara sulit untuk naik ke harga rekor pada tahun lalu. “Harga batubara berpotensi koreksi dalam rentang US$ 100-US$ 350 per barel dengan konsolidasi harga di sekitar US$ 200 per barel,” ucap Wahyu.

Baca Juga: Harga Minyak Turun di Tengah Aksi Pasar Menunggu Sinyal Pemulihan Permintaan di China

Pasokan gas alam juga berpotensi melimpah hingga mencapai kategori over-supply. Wahyu memprediksi harga 2023 berkisar di US$ 1,5-US$ 6 per MMBtu.

Peluang buy on weakness ada saat harga mendekati atau di bawah US$ 2, sedangkan kesempatan sell on strength saat harganya di atas US$ 5 per MMBtu.

Untuk minyak mentah, prediksi harga 2023 berada di US$ 55-US$ 105 per barel dengan harga konsolidasi di US$ 70-US$ 80 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×