kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.545   -8,00   -0,05%
  • IDX 6.845   17,22   0,25%
  • KOMPAS100 989   0,80   0,08%
  • LQ45 766   2,60   0,34%
  • ISSI 219   0,42   0,19%
  • IDX30 397   1,64   0,41%
  • IDXHIDIV20 467   0,80   0,17%
  • IDX80 112   0,37   0,33%
  • IDXV30 115   0,32   0,28%
  • IDXQ30 129   0,41   0,31%

CDS Naik Mendekati Level Tertinggi 2023, Simak Faktor Pendorongnya


Minggu, 01 Oktober 2023 / 16:07 WIB
CDS Naik Mendekati Level Tertinggi 2023, Simak Faktor Pendorongnya
ILUSTRASI. Tingkat credit default swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun memperlihatkan kenaikan akhir-akhir ini.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat credit default swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun memperlihatkan kenaikan akhir-akhir ini mendekati level tertinggi tahun 2023 di 97,46. Berdasarkan data World Government Bonds, CDS Indonesia 5 tahun berada di level 93,50 per 1 Oktober 2023.

Nilai ini menunjukkan probabilitas tersirat sebesar 1,56% untuk gagal bayar dengan tingkat pemulihan yang diharapkan sebesar 40%. Angka tersebut naik 5,09% selama seminggu dan meningkat 14,48% dalam sebulan , tetapi turun 41,39% selama tahun lalu.

Sebagai informasi, CDS adalah produk derivatif berupa kontrak keuangan yang memungkinkan investor untuk menghilangkan atau mengurangi risiko bisnisnya kepada pihak lain, dengan membayar premi sesuai angka yang disepakati. CDS juga biasa dikenal sebagai asuransi kebangkrutan. 

Kenaikan angka di indeks CDS menunjukkan bahwa premi asuransinya juga naik. Hal ini merupakan efek dari situasi ekonomi yang memburuk sehingga risiko kebangkrutan juga meningkat.

Baca Juga: Pekan Ini Melemah, Begini Prediksi IHSG Awal Pekan Depan

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan CDS cenderung meningkat pada awal September 2023 akibat kenaikan risiko regional Asia. Hal ini terjadi seiring penurunan kinerja perekonomian China. 

Kemudian, CDS melanjutkan tren kenaikannya setelah pengumuman pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada September lalu. The Fed memberikan sinyal higher-for-longer di tahun 2024.

"Sejauh ini tekanan CDS cenderung didorong oleh kenaikan risiko eksternal, yang berasal dari China maupun AS," tutur Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (1/10). 

Baca Juga: Lelang Sukuk pada Selasa (26/9) Laris, Seri PBS036 Jadi Favorit Investor

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi menambahkan, sentimen negatif global, baik dari The Fed maupun sektor properti China memicu investor asing untuk underweight pasar Asia. Alhasil, mereka menjual aset-aset mereka di Asia dengan sangat deras

"Akibatnya CDS naik cukup tinggi walaupun masih belum mencapai titik tertinggi," kata Lionel. 

Josua memperkirakan, dalam jangka pendek, risiko CDS masih berlanjut meningkat akibat tekanan dari sentimen The Fed yang belum reda serta peningkatan risiko dari government shutdown. Dalam sejarahnya, government shutdown biasanya mendorong risiko secara global sehingga isu ini berpotensi mendorong kenaikan CDS.

Dari domestik, risiko peningkatan CDS berasal dari potensi kenaikan inflasi yang didorong oleh kenaikan harga komoditas pangan, termasuk beras. Kenaikan harga bahan pangan berasal dari dampak El-Nino yang menghambat sisi produksi bahan pangan secara global.

Meskipun begitu, Lionel melihat, level CDS akan kembali turun di akhir tahun ini. Penurunan CDS dapat terjadi setelah investor lebih tenang dan melakukan priced in terhadap skenario higher for longer The Fed. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×