kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Dolar Australia Melemah Terhadap Dolar AS dan Rupiah, Simak Faktor Penyebabnya


Jumat, 28 April 2023 / 19:21 WIB
Dolar Australia Melemah Terhadap Dolar AS dan Rupiah, Simak Faktor Penyebabnya
ILUSTRASI. Nilai tukar dolar Australia (AUD) tengah melemah terhadap rupiah. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar dolar Australia (AUD) tengah melemah terhadap rupiah. Hal ini seiring dengan melemahnya kurs AUD terhadap dolar Amerika Serikat (AS) alias USD.

Per Jumat (28/4), pasangan AUD-USD ditutup di US$ 0,6600 per dolar Australia, melemah dari US$ 0,6700 pada Jumat pekan lalu. Pada periode yang sama, AUD-IDR juga melemah dari Rp 9.996 menjadi Rp 9.662 per dolar Australia.

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, pelemahan AUD disebabkan oleh ekspektasi tingkat suku bunga Reserve Bank of Australia (RBA) yang lebih rendah dibandingkan dengan bank sentral utama dunia lainnya. Hal ini sejalan dengan tekanan inflasi di Australia yang jauh lebih rendah.

Baca Juga: Dolar Amerika Menguat Seiring Melemahnya Data Ekonomi

Terlebih lagi, data inflasi Australia terbaru menunjukkan kenaikan inflasi yang lebih rendah dari sebelumnya. Tingkat inflasi tahunan di Australia turun menjadi 7,0% pada kuartal I-2023 dari level tertinggi selama 30 tahun sebesar 7,8% pada periode sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak kuartal II-2022.

"Tingkat suku bunga RBA diperkirakan sudah mencapai puncak dan tidak akan naik lagi ke depannya," kata Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (28/4).

Di sisi lain, sebagai negara pengekspor komoditas, Australia masih menikmati surplus perdagangan yang besar. Dengan kata lain, AUD masih ditopang oleh faktor tersebut sehingga pelemahannya cenderung terbatas.

Dalam jangka pendek, Lukman memprediksi AUD akan berkisar di US$ 0,6500 per dolar Australia dan di US$ 0,6400 pada akhir kuartal II-2023. Sementara itu, hingga akhir tahun, kurs AUD berpotensi melemah lagi ke US$ 0,6300 per dolar Australia.

Menurut Lukman, AUD memang sudah terkoreksi cukup besar tapi tidak akan rebound dalam waktu dekat. Mengingat, perekonomian global yang melamban membuat permintaan komoditas juga menurun.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga menilai, pelemahan AUD disebabkan oleh isu domestik maupun isu internasional. Pada awal bulan April 2023, RBA memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya sehingga AUD cenderung melemah terhadap USD.

Baca Juga: Aset Berisiko Makin Mempesona, Dolar AS Diproyeksi Melemah di Pekan Ini

Hal ini seiring dengan proyeksi dari para investor bahwa RBA terlalu cepat untuk menahan suku bunganya.

"Depresiasi AUD berlanjut setelah harga komoditas cenderung turun, padahal perekonomian Australia cukup bergantung pada kinerja harga komoditas," ucap Josua.

Di sisi lain, dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang global pada April 2023 akibat proyeksi pasar terhadap sikap The Fed.
Pelaku pasar memperkirakan, kebijakan moneter The Fed ke depannya tidak akan terlalu agresif karena perlambatan ekonomi AS. Faktor-faktor di atas mendorong penguatan rupiah yang cukup signifikan terhadap dolar Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×