Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Sebagai informasi, pajak tangguhan (deferred tax) merupakan perbedaan waktu antara pengakuan akuntansi dan pengakuan pajak atas suatu pendapatan atau beban.
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila melihat, kenaikan dari pendapatan dividen, seperti dari MDKA, MPMX atau ADRO, yang menopang kinerja portofolio dan arus kas SRTG.
“Lalu, ada realized gain juga dari saham berfundamental baik seperti MPMX,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (31/7).
Baca Juga: Grup Saratoga Ekspansi Bisnis Data Center
Prospek dan Rekomendasi Saham
Menurut Indy, ada potensi pemulihan kinerja portofolio SRTG di semester II. Misalnya, pemulihan harga emas yang bisa mendorong kinerja MDKA. Lalu, penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) bisa meningkatkan kinerja emiten telekomunikasi, dalam hal ini TBIG yang ada di portofolio SRTG.
Namun, Indy masih merekomendasikan wait and see untuk SRTG sembari menunggu perbaikan dari sisi kinerja fundamental.
“Karena masih ada penggerusan laba, jadi price to earning ratio (PER) masih negatif dan di bawah rata-rata industri,” katanya.
Baca Juga: Catat Laba Positif di 2024, Saratoga (SRTG) Siap Genjot Kinerja Pada 2025
Nafan melihat, secara historis, pasar saham biasanya menghijau selama bulan Agustus dan pada periode November-Desember. Tren tersebut memberikan harapan untuk peningkatan kinerja SRTG di semester II.
Sehingga, rekomendasi maintain buy diberikan Nafan untuk SRTG dengan target harga Rp 2.220 per saham.
Selanjutnya: PPATK Buka Kembali 28 Juta Rekening Dormant, Nasabah Wajib Lakukan Ini
Menarik Dibaca: Apakah Minum Teh Hijau Bisa Menurunkan Berat Badan atau Tidak? Ini Jawabannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News