Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) tengah menyiapkan pengembangan sejumlah proyek baru yang dinilai menjadi katalis positif bagi kinerja perseroan.
Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia, menyatakan bahwa tantangan utama yang dihadapi BSDE pada semester II 2025 meliputi daya beli masyarakat dan ketersediaan likuiditas perbankan.
Ia menilai, keterbatasan akses terhadap kredit perbankan dapat berimbas pada penjualan properti.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham ADRO, AMRT, BSDE, dan PGEO untuk Rabu (23/7)
Selain itu, ketidakpastian ekonomi global dan potensi kenaikan atau penurunan suku bunga acuan BI secara lambat juga menjadi risiko tambahan.
“Indikator penguat, insentif PPN-DTP yang diperpanjang hingga akhir 2025 dan potensi pemangkasan BI rate 25–50 bps bisa menjadi faktor positif,” ujar Liza kepada KONTAN, Kamis (24/7).
BSDE sendiri berencana mengembangkan proyek hunian premium di Kota Wisata Cibubur melalui perusahaan patungan PT Karunia Sinar Mentari (KSM), di mana BSDE menguasai 51% saham bersama Sinarmas Land HK. Nilai lahan proyek ini mencapai Rp 2,8 triliun.
Liza mencatat bahwa proyek serupa seperti Nava Park dan Hiera sebelumnya terbukti memberikan kontribusi besar terhadap penjualan. “
Penambahan produk premium di Cibubur akan memperluas pangsa pasar segmen menengah ke atas (premium), memperkuat diversifikasi, dan meningkatkan margin,” ucapnya.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Pilihan untuk Hari Ini (17/7), IHSG Diproyeksi Menguat
Selain itu, BSDE melalui joint venture baru, PT Saka Surya Wisesa (SSW), juga akan meluncurkan proyek “Nava Park 2” di atas lahan seluas 50 hektare bersama Astra Land yang menguasai 51% saham.
BSDE memperkirakan nilai penjualan lahan JV kepada Astra Land dapat mencapai Rp 2,5 triliun, dengan asumsi harga lahan Rp 5 juta per meter persegi, seperti pada proyek Hiera. Monetisasi dari kedua proyek tersebut dijadwalkan mulai berlangsung pada tahun 2026.
“Kami yakin keputusan BSDE untuk memposisikan dua proyek mendatangnya sebagai pengembangan premium tepat waktu,” ujar Kevin Halim, analis Maybank Sekuritas, dalam riset tertanggal 2 Juli 2025.
Sementara itu, pada Mei 2025, BSDE meraih dana sebesar Rp 617 miliar dari penjualan lahan seluas 0,85 hektare di kawasan Menteng kepada PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), serta Rp 73 miliar dari divestasi saham di proyek Capitol City Manado.
BSDE juga memiliki kesepakatan penjualan lahan dengan Mitbana seluas 108 hektare, di mana 30 hektare di antaranya telah terjual. Dari keseluruhan lahan tersebut, BSDE berpotensi meraih pendapatan sebesar Rp 1,56 triliun secara bertahap.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Pilihan dari MNC Sekuritas untuk Hari Ini (18/7)
“Secara total, kami memperkirakan BSDE akan memperoleh kas sebesar Rp 5,2 triliun dari transaksi ini, dengan Rp 1,7 triliun telah terealisasi,” ujar Kevin.
Lebih lanjut, Kevin menyebutkan bahwa BSDE juga mempertimbangkan penerbitan obligasi untuk refinancing senilai US$ 89 juta (sekitar Rp 1,4 triliun), serta obligasi Rp 600 miliar yang jatuh tempo tahun ini.
Di sisi lain, perusahaan masih memiliki kewajiban sisa pembayaran sebesar Rp 1,2 triliun untuk akuisisi PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM).
SMDM merupakan pengembang kawasan Rancamaya Golf & Estate di Bogor, yang menawarkan produk hunian dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 700 juta hingga Rp 25 miliar per unit.
Selain itu, terdapat proyek Royal Tajur (Bogor) dengan harga hunian Rp 790 juta – Rp 4,5 miliar per unit, serta Harvest City di Cileungsi dengan harga Rp 300 juta – Rp 1 miliar per unit.
“Tidak hanya proyek residensial, akuisisi SMDM juga akan dikembangkan oleh perseroan untuk proyek komersial hingga hiburan yang akan mendorong recurring income perseroan,” ujar Aqil Triyadi, analis Panin Sekuritas dalam riset tertanggal 25 Juni 2025.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Surya Semesta (SSIA), Saham Naik 104% Sejak Awal Tahun
Pada kuartal I 2025, BSDE juga telah meluncurkan sejumlah produk residensial dan komersial baru. Perusahaan mencatat marketing sales sebesar Rp 2,4 triliun atau 24% dari target tahunan sebesar Rp 10 triliun.
Aqil menilai bahwa insentif PPN 0% tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja BSDE. Namun, peluncuran produk baru di BSD City fase II dan III, Kota Wisata Cibubur, serta proyek hasil akuisisi SMDM di Bogor dan Cileungsi diperkirakan akan menjadi katalis positif.
“Kami memperkirakan marketing sales BSDE dapat tetap bertumbuh menjadi Rp 10,1 triliun,” ucap Aqil.
Terkait prospek saham, Liza merekomendasikan beli dengan target harga Rp 895 per saham. Kevin memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp 1.050, sedangkan Aqil menetapkan target harga Rp 1.000 per saham.
Selanjutnya: IHSG Tembus 7.500 Hari Ini (24/7), Sektor Keuangan Jadi Penyokong Bursa
Menarik Dibaca: Strategi dan Teka-Teki: Dua Sisi Baru Dunia Pokemon
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News