Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali berhasil melanjutkan tren positif pada perdagangan Selasa (7/7). Rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.440 per dolar Amerika Serikat (AS). Artinya rupiah berhasil menguat Rp 0,35% dibandingkan penutupan Senin (6/7) yang berada di level Rp 14.490 per dolar AS.
Penguatan rupiah juga terjadi di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.456 per dolar AS atau menguat 0,63% dibanding level sebelumnya.
Baca Juga: Rupiah melanjutkan penguatannya ke Rp 14.440 per dolar, Selasa (7/7)
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengungkapkan penguatan rupiah hari ini didorong oleh sentimen domestik. Sentimen tersebut berupa rilis data cadangan devisa (cadev) Indonesia yang kembali mengalami kenaikan pada bulan Juni.
“Rilis cadev bulan ini mengalami kenaikan cukup besar sekitar US$ 1,2 miliar dibanding bulan Mei. angka tersebut juga lebih tinggi dari estimasi sehingga berhasil menjadi katalis positif bagi pergerakan rupiah hari ini,” ungkap Faisyal kepada Kontan.co.id, Selasa (7/7).
Kendati demikian, tren positif rupiah dalam dua hari terakhir dinilai Faisyal akan berpotensi terhenti pada perdagangan Rabu (8/7). Faisyal melihat rupiah berpotensi melemah karena secara fundamental masih cukup tertekan, dan penguatan akibat kenaikan cadev juga bersifat terbatas.
Menurutnya, saat ini sentimen di pasar masih cenderung menjauhi aset berisiko. Hal ini tidak terlepas dari masih tingginya pertambahan kasus positif virus corona baik dari dalam negeri ataupun secara global.
Baca Juga: Genap berusia 36 tahun, Menteri Nadiem punya kekayaan Rp 1,23 triliun
“Pamor dolar AS masih jauh lebih baik, dan besok kemungkinan akan kembali menguat. Terlebih ketegangan antara AS - China, hingga AS - Uni Eropa yang kembali memanas akan membuat aset berisiko seperti rupiah akan tertekan,” jelas Faisyal.
Dengan kondisi tersebut, ia memperkirakan pergerakan rupiah pada Rabu akan bergerak di antara rentang Rp 14.320 - Rp 14.500 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News