kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadangan diperkirakan naik, harga CPO terkikis


Jumat, 05 Agustus 2016 / 15:28 WIB
Cadangan diperkirakan naik, harga CPO terkikis


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Cadangan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Malaysia Juli 2016 yang diprediksi naik jadi batu sandungan bagi harga CPO di perdagangan hari ini.

Mengutip Bloomberg, Jumat (5/8) pukul 13.55 WIB harga CPO kontrak pengiriman Oktober 2016 di Malaysia Derivative Exchange tergerus 0,78% di level RM 2.425 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.

Dugaan kenaikan cadangan CPO ini merupakan yang kedua dalam dua bulan terakhir. Yang mana hal ini diprediksi terjadi karena kembali pulihnya produksi CPO pasca El-Nino yang sudah mereda. Menurut prediksi dari Bloomberg survey, stok CPO Malaysia Juli 2016 bisa naik 2,2% menjadi 1,82 juta ton dibanding bulan Juni 2016 lalu.

Tidak hanya itu, produksi pun diprediksi naik 3,9% menjadi 1,59 juta ton yang merupakan kenaikan dalam lima bulan beruntun. Pasar saat ini sedang menyoroti rilis data resmi dari Malaysia Palm Oil Board pada 10 Agustus 2016 mendatang.

“Semua fokus pasar kini tertuju pada produksi Agustus dan September 2016. Kita pasti tidak akan sipa dengan kenaikan produksi hingga mencapai double digit di kedua bulan itu,” ujar Paramalingam Supramaniam, Director Broker Pelindung Bestari Sdn seperti dikutip dari Bloomberg. Kekhawatiran ini pula yang kemudian mengikis harga CPO.

Meski demikian prediksi terjadinya La Nina cukup memberikan harapan positif bagi harga CPO. Sebab, menurut Australian Bureau of Meteorology, peluang terjadinya La Nina tahun ini mencapai 50%. Jika hal itu benar terjadi maka hujan deras dan banjir siap mengguyur dan mengganggu produksi CPO lagi dalam waktu dekat.

Diprediksi tren CPO hingga akhir tahun masih bertahan bullish dengan dukungan katalis fundamental tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×