kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Permintaan menggeliat, CPO menguat


Senin, 01 Agustus 2016 / 20:19 WIB
Permintaan menggeliat, CPO menguat


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali bangkit lantaran dukungan dari sisi permintaan.

Mengutip Bloomberg, Senin (1/8) pukul 16.59 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Oktober 2016 di Malaysia Derivative Exchange menguat 0,6% ke level RM 2.329 atau setara US$ 578,7 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir CPO menanjak 2,6%.

Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, menguatnya permintaan terutama dari Eropa, India dan China menjadi faktor pendukung kenaikan harga CPO.

Berdasarkan data Intertek Testing Services, ekspor CPO Malaysia bulan Juli meningkat 12,7% menjadi 1,27 juta ton dibanding bulan sebelumnya.

Sejalan, Societe Generale de Surveillance (SGS) merilis ekspor CPO Malaysia bulan Juli yang naik 15,4% menjadi 1,28 juta ton dibanding bulan Juni.

Permintaan terbesar berasal dari Eropa dengan kenaikan 28,4% menjadi 260.910 ton. Selanjutnya permintaan dari China melonjak 67,7% menjadi 225.910 ton dan India naik 2,3% menjadi 199.580 ton.

CPO tetap melaju meski data ekonomi China bulan Juli cenderung mengecewakan. Data Manufacturing PMI turun menjadi 49,9 dari sebelumnya 50,0 serta di bawah prediksi sebesar 50,1.

"Data manufaktur menunjukkan perkembangan ekonomi China. Jika terus memburuk, secara tidak langsung akan menekan CPO," ujar Ariston.

Namun demikian, CPO masih bisa berharap dari adanya gangguan cuaca yang terjadi hampir setiap tahun baik badai El Nino yang membawa cuaca kering maupun La Nina yang menyebabkan banjir. "Keduanya mengganggu produksi CPO sehingga akan mengangkat harga," imbuh Ariston.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×