Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) memprediksikan, produksi minyak sawit mentah (CPO) hingga akhir tahun nanti terkoreksi. Ini karena masih ada sisa tekanan efek cuaca tak menentu.
"Hingga akhir tahun kami memprediksi, produksi turun sekitar 10%-12%," ujar Vallauthan Subraminam Direktur SSMS, Kamis (4/8).
Sepanjang tahun lalu, produksi CPO SSMS tercatat sebanyak 321.238 ton. Berarti, produksi tahun ini diperkirakan menjadi lebih kecil, antara 289.114 ton hingga 282.689 ton CPO.
Memang, bukan hanya SSMS yang mengalami tekanan ini. Anomali cuaca tersebut juga menekan pemain perkebunan yang lain. Akibatnya, produksi CPO secara umum mengalami penurunan.
Di satu sisi, kondisi ini sejatinya bisa menjadi angin segar bagi pemain di industri ini, tak terkecuali SSMS. Logikanya, suplai barang yang berkurang akan membuat harga barang tersebut merangkak naik. Jika harganya sudah naik, maka ini akan membuat bottom line SSMS ikut lebih positif.
Masalahnya, tidak ada yang bisa mengontrol harga. Diharapkan, harga CPO tidak turun lagi, setidaknya masih bisa bertahan di US$ 700 per ton.
"Dengan asumsi level harga tersebut, lalu penurunan produksinya tidak drastis, setidaknya ini akan membuat kinerja kami tidak menjadi lebih buruk dibandingkan tahun lalu," kata Direktur SSMS Harry Nadir.
Sepanjang tahun 2015, pendapatan SSMS dari penjualan CPO menurun 8,70% year-on-year (yoy) menjadi Rp 2,1 triliun. Sedangkan laba bersih tergerus 22% (yoy) menjadi Rp 560,9 miliar.
Di semester pertama tahun ini, SSMS meraup laba bersih Rp 194,8 miliar. Angka tersebut menurun 44,5% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Terlepas dari masalah beban personalia, seperti urusan THR karyawan yang meningkat, lagi-lagi penurunan ini juga dipicu tren rendahnya harga CPO. Sejatinya, harga CPO sudah kembali naik sejak awal tahun ini, namun kenaikannya belum cukup membuat bottom line SSMS membaik.
Sementara, pendapatan tercatat Rp 494,53 miliar, turun 28% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Di semester kedua ini, hingga tahun-tahun berikutnya diharapkan kondisi makro lebih baik.
SSMS bakal menangkap optimisme itu dengan ekspansi, termasuk ekspansi anorganik berupa akuisisi lahan. Target akuisisi SSMS antara 7.000 ha hingga 10.000 ha lahan. Lokasinya berada di Kalimantan Tengah. "Karena di wilayah ini kami mampu mencatat level efisiensi operasional yang paling tinggi," terang Harry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News