kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Bursa Saham Asia Beragam Kamis (23/2) Pagi, Pasar Mencerna Risalah The Fed


Kamis, 23 Februari 2023 / 07:25 WIB
Bursa Saham Asia Beragam Kamis (23/2) Pagi, Pasar Mencerna Risalah The Fed
ILUSTRASI. Bursa Asia


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Asia Pasifik dibuka beragam pada hari Kamis (23/2). Setelah Federal Reserve AS merilis risalah pertemuan terbarunya yang menunjukkan anggota bank sentral masih berkomitmen untuk memerangi inflasi dengan kenaikan suku bunga.

Indeks S&P/ASX 200 dibuka turun 0,21%. Sedangkan Kospi Korea Selatan memulai hari dengan naik 0,5% dan Kosdaq naik 0,45%.

Korea Selatan akan menunggu keputusan bank sentralnya apakah akan menaikkan suku bunga. Jajak pendapat dari 42 ekonom memperkirakan Bank of Korea akan mempertahankan suku bunga pinjamannya pada 3,5%.

Pasar Jepang akan ditutup pada hari Kamis untuk ulang tahun Kaisar.

Hong Kong dan Singapura diperkirakan akan merilis indeks harga konsumen mereka, dengan CPI Singapura diperkirakan akan mencapai 7,1% untuk bulan Januari.

Baca Juga: Wall Street: S&P 500 Turun 4 Hari Beruntun, The Fed Tegaskan Sikap Terhadap Inflasi

Semalam, Wall Street berakhir lebih rendah pada hari Rabu, dengan S&P 500 mencatat penurunan hari keempat berturut-turut.

Dow Jones Industrial Average juga mengakhiri hari lebih rendah, tetapi Nasdaq Composite melawan tren dan naik menjadi ditutup 0,13% lebih tinggi.

Sebagai informasi, risalah Federal Open Market Committee (FOMC) menunjukkan anggota masih berkomitmen untuk melawan inflasi.

Di mana inflasi tetap "jauh di atas" target The Fed sebesar 2%. Selain itu pasar tenaga kerja masih "sangat ketat, berkontribusi pada tekanan kenaikan yang berkelanjutan pada upah dan harga."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×