kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa lemah, investor serbu reksadana indeks & ETF


Senin, 11 Mei 2015 / 06:21 WIB
Bursa lemah, investor serbu reksadana indeks & ETF
ILUSTRASI. BMKG prediksi akan ada paparan sinar UV berbahaya hari ini, Selasa, 28 November 2023


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Saat pasar saham melemah, produk reksadana indeks dan exchange traded fund (ETF) justru bersinar. Investor ramai-ramai mengoleksi produk tersebut untuk meredam tekanan di pasar saham. Ini tergambar dari pertumbuhan unit penyertaan kedua produk reksadana tersebut.

Mengutip data Infovesta Utama, reksadana indeks dan ETF mencatat kenaikan paling tinggi dibandingkan jenis reksadana lain. Unit penyertaan reksadana indeks tumbuh 18,66% dari sekitar 420 juta unit pada Maret 2015 menjadi 498 juta unit pada April 2015.

Kenaikan unit penyertaan ikut mendorong kenaikan dana kelolaan 7,76% menjadi Rp 710 miliar pada periode yang sama. Sedangkan unit penyertaan ETF naik 18,97% dari sekitar 2,02 miliar unit menjadi 2,40 miliar unit. Dana kelolaan produk ini naik 3,75% dari Rp menjadi Rp 3,41 triliun.

Bandingkan dengan unit penyertaan jenis reksadana lain, seperti reksadana saham yang hanya tumbuh 5,84%. Reksadana pasar uang tumbuh 11,68%, reksadana campuran naik 0,53% dan reksadana pendapatan tetap naik 0,64%.

Analis Infovesta Utama Viliawati mengatakan, pertumbuhan unit penyertaan reksadana indeks dan ETF karena investor memanfaatkan momentum koreksi bursa saham April lalu untuk mendapatkan harga rendah. "Jumlah unit penyertaan kedua produk ini relatif minim sehingga penambahan unit penyertaan secara persentase terlihat tinggi," kata Viliawati, Jumat (8/5).

Direktur Indo Premier Investment Management Diah Sofiyanti mengatakan, investor banyak masuk ke produk ETF LQ45 dan Premier ETF IDX 30 untuk meredam tekanan pasar saham. Dengan masuk ke ETF, risiko menjadi tersebar ke banyak sektor dan valuasi menjadi lebih murah. "Investor optimistis ETF akan mengikuti kenaikan saat IHSG berbalik arah menjadi bullish," kata perempuan yang akrab disapa Ofie ini.

Investor juga masuk ke Premier ETF Indonesia Finansial lantaran harganya sudah turun dalam, namun prospeknya masih menarik. Menurut Ofie, mayoritas investor yang mausik ke produk tersebut merupakan institusi yang membutuhkan diversifikasi secara cepat saat pasar tertekan. Tapi investor ritel juga banyak masuk melalui pasar sekunder lewat broker yang menjajakan ETF.

Direktur Indo Premier Investment Management Ernawan Rahmat Salimsyah bilang, masuknya dana investor ikut mendongkrak kenaikan dana kelolaan ETF LQ-45 menjadi tiga kali lipat sebulan terakhir. Maret lalu, dana kelolaan produk tersebut sekitar Rp 100 miliar, dan saat ini bertambah menjadi Rp 350 miliar.

Ernawan optimistis, ETF membagikan return sekitar 22% kepada investor tahun ini. Return sebesar itu dengan asumsi IHSG akan tumbuh 20% ke 6.100 tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×