kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bursa Jepang terpukul angka penjualan mobil


Rabu, 10 Oktober 2012 / 10:19 WIB
Bursa Jepang terpukul angka penjualan mobil
ILUSTRASI. Samsung tab A7 Lite


Sumber: Bloomberg | Editor: Edy Can

TOKYO. Indeks bursa Jepang melemah gara-gara penjualan mobil di China menurun. Salah satu penyebabnya karena adanya sentimen anti Jepang yang mencuat di China.

Pada pukul 11.30 waktu setempat, indeks Nikkei 225 telah menurun 1,7% ke level 8.621,06. Ini merupakan penurunan terbesar dua hari sejak 23 Juli lalu.

Begitupula dengan indeks Topix. Indeks Topix telah melemah sebesar 1,4% ke level 717,64. Topix telah merosot 1,5% dalam tahun ini.

Saham-saham yang memberatkan langkah bursa Jepang diantaranya saham perusahaan otomotif. Saham Toyota Motor Corp., telah anjlok 1,8% setelah melaporkan penjualannya di China merosot. Tak tanggung-tanggung, penjualan Toyota di Negeri Tembok Raksasa itu anjlok terbesar sejak 2008 lalu.

Saham Honda turun 1,3%. Sedangkan saham Nissan juga  melemah 1,8%.

Kemarin, Asosiasi Produsen Otomotif Jepang mengumumkan penjualan mobil pada September lallu. Penjualan Toyota tumbang 49% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 44.100 unit pada September lalu. Sementara penjualan Nissan juga anjlok 35% menjadi 76.066 unit.

Nasib serupa dialami Honda. Penjualannya terjun 41% menjadi 33.931 unit.

Pemicu anjloknya penjualan mobil ini akibat pertumbuhan ekonomi China yang mulai melemah. Penjualan semakin seret setelah sentimen anti Jepang merembak di China.

Sentimen ini dipicu perseteruan kepemilikan pulau antara Jepang dan China serta Taiwan. Bahkan, akibat aksi unjuk rasa anti Jepang ini, beberapa perusahaan Negeri Sakura di China terpaksa menghentikan operasinya.

 "Pertumbuhan ekonomi menghadapi tentangan angin bukan hanya di China melainkan di berbagai negara. Sengketa wilayah juga menambah sakit kepala serta membebani sektor otomotif," kata analis DIAM Co. Kuninobu Takeuchi, Rabu (10/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×