Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan menyatakan, rencana kebijakan ekspor crude palm oil (CPO) melalui bursa berjangka disambut baik oleh para pelaku usaha. Sekretaris Bappebti Olvy Andrianita menyampaikan, tidak ada pelaku usaha yang menolak rencana ini karena kebijakannya jelas untuk kepentingan nasional.
Dalam diskusi antara Bappebti dan pelaku usaha kelapa sawit baru-baru ini, yang menjadi perhatian pebisnis kelapa sawit adalah kebijakan ini dapat meningkatkan daya saing Indonesia di mancanegara. Selain itu, bursa berjangka yang nantinya memfasilitasi transaksi ekspor CPO harus kredibel.
Setelah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) tentang perdagangan ekspor CPO melalui bursa disahkan, Bappebti bakal menunjuk satu dari dua bursa berjangka yang ada. Dengan begitu, pilihannya antara Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) alias Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) atawa Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX).
Baca Juga: Aturan Bursa Berjangka Minyak Sawit Bulan Depan Terbit
Pertimbangan utama dalam penunjukan salah satu dari dua bursa tersebut adalah kredibilitas. "Bursa yang bersangkutan harus mampu membangun kepercayaan baik untuk pasar lokal dan global. Harus bisa dipercaya dan bisa membangun trust," tutur Olvy saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (11/5).
Permendag terkait kebijakan ini ditargetkan dapat terbit pada Juni 2023. Sejalan dengan itu, Bappebti saat ini sedang menyusun persyaratan yang harus dipenuhi oleh kedua bursa untuk dapat ditunjuk sebagai bursa ekspor CPO. "Keduanya nanti sama-sama berproses," ucap Olvy.
Bappebti hanya akan menunjuk salah satu bursa berjangka supaya hasilnya maksimal. Sebelumnya, komoditas timah ditransaksikan melalui dua bursa tersebut, tetapi berdasarkan pengkajian yang dilakukan Bappebti, hasilnya tidak optimal. Jadi, sebaiknya yang menangani satu komoditas hanya satu bursa saja.
Baca Juga: Transaksi Ekspor CPO Lewat Bursa Berjangka Komoditi, ICDX & JFX Siap Terima Mandat
Lewat transaksi ekspor CPO melalui bursa berjangka, Bappebti menargetkan Indonesia dapat mempunyai harga referensi sendiri dalam mata uang rupiah. "Data ekspornya juga diupayakan akurat dan real time serta menjadi benchmark untuk komoditas lain yang menjadi andalan strategis Indonesia di pasar global," tutur Olvy.
Menurutnya, produk sawit asal Indonesia berkontribusi lebih dari 50% produksi global. Akan tetapi, Indonesia malah mengambil harga referensinya dari negara lain, seperti Malaysia dan Eropa.
Pengamat Pasar dan Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, bursa CPO ini berguna untuk mengawasi ekspor CPO dan memberantas ekspor CPO ilegal. "Jadi, perusahaan-perusahaan minyak CPO akan lebih terawasi dalam melakukan ekspornya," ucap Ibrahim.
Untuk menjadikan harga referensi CPO dari Indonesia, pemangku kebijakan harus membuat pondasi yang cukup besar. Pemerintah nantinya harus membangun pasar lelang, pasar fisik, pasar multilateral, dan pasar sistem perdagangan alternatif CPO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News