Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar pasar saham di kawasan Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat (23/5), seiring investor mencermati serangkaian data ekonomi dari berbagai negara.
Di Jepang, indeks acuan Nikkei 225 dibuka naik 0,48%, sementara indeks Topix menguat 0,5%.
Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,36%, sedangkan indeks Kosdaq yang berkapitalisasi kecil justru melemah 0,34%.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 dibuka naik 0,16%.
Baca Juga: Bursa Asia Pasifik Pagi Ini Menguat Usai Reli Wall Street Terhenti, Rabu (21/5)
Sementara itu, kontrak berjangka indeks Hang Seng di Hong Kong berada di level 23.492, lebih rendah dibandingkan penutupan terakhir di 23.544,31.
Dari sisi data ekonomi, inflasi inti Jepang tercatat meningkat menjadi 3,5% pada April. Data yang dirilis pemerintah pada Jumat ini menunjukkan lonjakan tersebut sebagian didorong oleh naiknya harga beras.
Kenaikan ini menjadi pertimbangan bagi bank sentral Jepang yang tengah menilai kemungkinan untuk menghentikan sementara kenaikan suku bunga guna mengevaluasi dampak tarif dari Amerika Serikat (AS).
Investor juga memantau rilis data lain, termasuk indeks harga produsen (PPI) Korea Selatan untuk April serta angka penjualan ritel Selandia Baru untuk kuartal pertama tahun ini. Selain itu, Singapura dijadwalkan melaporkan data inflasi April, dan Taiwan akan merilis data produksi industrinya.
Baca Juga: Bursa Asia Bervariasi Jumat (16/5) Pagi, Investor Cermati Kontraksi Ekonomi Jepang
Dari Amerika Serikat, kontrak berjangka saham bergerak tipis. Kontrak berjangka Dow Jones Industrial Average naik 14 poin atau 0,03%, sedangkan kontrak berjangka S&P 500 juga menguat 0,03%.
Sementara itu, kontrak berjangka Nasdaq 100 sedikit melemah. Pergerakan ini mencerminkan kehati-hatian investor dalam menilai dampak kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS terhadap perekonomian.
Pada perdagangan sebelumnya, ketiga indeks utama Wall Street ditutup bervariasi. Kekhawatiran akan potensi kenaikan suku bunga dan membengkaknya defisit fiskal AS menjadi sentimen negatif di pasar.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 30 tahun mencatatkan level tertinggi sejak 2023, setelah parlemen meloloskan rancangan undang-undang yang dinilai berpotensi memperburuk defisit.
Baca Juga: Bursa Asia Pasifik Melemah Terdampak Penurunan Peringkat Kredit AS oleh Moody's
Dow Jones Industrial Average turun tipis 1,35 poin dan ditutup di level 41.859,09. S\&P 500 melemah 0,04% ke 5.842,01, sementara Nasdaq Composite justru naik 0,28% dan berakhir di 18.925,73.
Selanjutnya: Setelah Menguat, IHSG Ada Indikasi Melemah Hari Ini, Jumat (23/5)
Menarik Dibaca: Apa Saja Buah Penurun Kolesterol Tinggi secara Alami yang Paling Cepat?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News