kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.419   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.151   56,16   0,79%
  • KOMPAS100 1.042   11,35   1,10%
  • LQ45 813   10,13   1,26%
  • ISSI 224   1,18   0,53%
  • IDX30 424   4,73   1,13%
  • IDXHIDIV20 504   2,81   0,56%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 119   0,27   0,23%
  • IDXQ30 139   1,50   1,09%

Bursa Asia Pasifik Pagi Ini Menguat Usai Reli Wall Street Terhenti, Rabu (21/5)


Rabu, 21 Mei 2025 / 08:15 WIB
Bursa Asia Pasifik Pagi Ini Menguat Usai Reli Wall Street Terhenti, Rabu (21/5)
ILUSTRASI. Orang-orang berjalan melewati layar elektronik yang menampilkan rata-rata saham Nikkei Jepang di luar sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, 11 April 2025. Pasar saham kawasan Asia-Pasifik dibuka menguat Rabu (21/5/2025), meskipun reli enam hari beruntun di Wall Street berakhir pada sesi sebelumnya.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham di kawasan Asia-Pasifik dibuka menguat pada Rabu (21/5/2025), meskipun reli enam hari beruntun di Wall Street berakhir pada sesi sebelumnya.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik sebesar 0,26%, sedangkan Topix menguat 0,45%. Di Korea Selatan, indeks Kospi mencatat kenaikan 0,58%, dan Kosdaq yang berkapitalisasi kecil naik 0,95%.

Sementara itu, indeks acuan Australia S&P/ASX 200 juga mencatat kenaikan sebesar 0,43%.

Baca Juga: Bursa Asia-Pasifik Dibuka Beragam Usai Penurunan Indeks Utama Wall Street

Di Hong Kong, kontrak berjangka indeks Hang Seng berada di level 23.632, sedikit lebih rendah dibandingkan penutupan terakhir di level 23.681,48.

Pergerakan pasar terjadi seiring para investor mencerna sejumlah data ekonomi dari kawasan. Di Jepang, data pemerintah menunjukkan bahwa ekspor melambat untuk bulan kedua berturut-turut akibat dampak tarif besar-besaran dari Presiden AS Donald Trump.

Di Indonesia, Bank Indonesia (BI) dijadwalkan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya hari ini. BI sebelumnya memangkas suku bunga kebijakan pada September 2024 dan Januari 2025, namun mempertahankannya di level 5,75% sejak saat itu.

“Mengingat pertumbuhan yang lemah, Bank Indonesia mungkin harus memulai siklus pemotongan suku bunga yang dalam,” tulis HSBC dalam sebuah laporan.

“Karena beberapa alasan, kami yakin sudah waktunya untuk memulai kembali siklus pelonggaran pada bulan Mei,” kata ekonom bank tersebut, mengutip pertumbuhan PDB kuartal pertama yang lemah dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Baca Juga: Bursa Asia Pasifik Melemah Terdampak Penurunan Peringkat Kredit AS oleh Moody's

Sementara itu, kontrak berjangka AS bergerak datar. Kontrak berjangka S&P 500 berfluktuasi pada Selasa malam setelah mengalami kerugian di Wall Street yang mengakhiri tren kenaikan.

Kontrak berjangka indeks S\&P 500 dan Nasdaq 100 masing-masing turun 0,2%. Kontrak berjangka Dow Jones Industrial Average juga turun 93 poin, atau 0,2%.

Di Wall Street, tiga indeks utama ditutup melemah pada Selasa. Pelemahan terjadi setelah reli yang dipimpin saham teknologi kehilangan momentum.

Indeks S&P 500 turun 0,39% menjadi 5.940,46. Nasdaq Composite melemah 0,38% ke level 19.142,71, sementara Dow Jones Industrial Average ditutup turun 114,83 poin atau 0,27% menjadi 42.677,24.

Baca Juga: Bursa Asia Pasifik Dibuka Melemah Terdampak Tekanan Trump terhadap Bos The Fed

Investor tercatat melakukan aksi jual pada saham-saham teknologi, yang sebelumnya memimpin penguatan selama enam hari terakhir.

Sektor teknologi turun 0,5%, dengan saham Nvidia merosot 0,9%. Saham-saham besar lainnya seperti Advanced Micro Devices, Meta Platforms, Apple, dan Microsoft juga mengalami penurunan.

Selanjutnya: Saham Big Banks Kompak Memerah Jelang Rilis Suku Bunga BI, Bagaimana Rekomendasinya?

Menarik Dibaca: Buah untuk Diet Apa Saja, ya? Ini 15 Buah yang Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×