Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Saham-saham di Asia melemah pada Jumat (21/3), menutup pekan dengan sentimen hati-hati akibat meningkatnya ketegangan geopolitik serta kekhawatiran terhadap dampak tarif perdagangan Amerika Seriat (AS) terhadap perekonomian global.
Di sisi lain, emas bertahan mendekati rekor tertingginya karena meningkatnya permintaan aset safe-haven.
Sejumlah bank sentral dunia, termasuk The Fed, Bank of Japan (BOJ), dan Bank of England, mempertahankan suku bunga tetap dalam pertemuan pekan ini.
Namun, para pembuat kebijakan tetap bersikap waspada terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik global.
Baca Juga: IHSG Bergerak Liar Cenderung Turun ke 6.380,78 di Awal Perdagangan Jumat (21/3)
Fokus Pasar Beralih ke Tarif Perdagangan AS
Kekhawatiran utama investor saat ini adalah rencana Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan tarif timbal balik baru pada 2 April.
Pasar semakin cemas terhadap potensi perang dagang yang dapat memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Di tengah ketidakpastian ini, laporan serangan udara Israel di Gaza serta ledakan besar akibat serangan drone Ukraina di pangkalan udara militer Rusia semakin meningkatkan ketegangan geopolitik dan mendorong investor beralih ke aset aman seperti emas.
"Dengan peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat masih kecil, pasar kembali fokus pada risiko pertumbuhan dan tarif perdagangan yang dapat memicu volatilitas," ujar Charu Chanana, Chief Investment Strategist di Saxo Bank.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas Saham BRPT, TPIA & BBNI, Jumat (2q/3)
Pergerakan Saham Asia dan Wall Street
Indeks MSCI Asia-Pasifik (di luar Jepang) turun 0,22%.
Nikkei Jepang naik 0,38%, didorong oleh saham perbankan.
Hang Seng Hong Kong turun 0,68%, melanjutkan pelemahan setelah lonjakan saham teknologi yang mendorong indeks ke level tertinggi tiga tahun pada Selasa.
Sementara itu, Wall Street ditutup sedikit lebih rendah pada Kamis setelah mengalami fluktuasi antara kenaikan dan penurunan.
Namun, futures S&P 500 dan Nasdaq sedikit menguat di sesi perdagangan Asia, sementara futures Eropa relatif stagnan.
Baca Juga: Cek Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan untuk Jumat (21/3)
Pasar Mata Uang dan Komoditas
Ketidakpastian global dan pernyataan The Fed yang menegaskan belum terburu-buru menurunkan suku bunga mendukung penguatan dolar AS.
Indeks dolar AS stabil di 103,84, setelah naik 0,36% pada Kamis.
Yen Jepang diperdagangkan di 149,11 per dolar, mendekati level tertinggi lima bulan di 146,545 yang dicapai pekan lalu.
Di sisi lain, laporan inflasi Jepang menunjukkan kenaikan harga inti sebesar 3,0% pada Februari, dengan inflasi yang tidak memasukkan harga bahan bakar mencatat kenaikan tercepat dalam hampir satu tahun.
Hal ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa BOJ akan kembali menaikkan suku bunga pada 2025.
Menurut Min Joo Kang, ekonom senior ING, "Jika ketegangan perdagangan tidak meningkat lebih dari yang diantisipasi pasar saat ini, maka kebijakan suku bunga BOJ kemungkinan tidak akan terpengaruh."
Baca Juga: IHSG Berpeluang Kembali Menguat pada Jumat (21/3), Cermati Saham-Saham Berikut Ini
Pergerakan Harga Minyak dan Emas
Harga minyak mentah naik, dengan Brent menguat 0,5% dan WTI naik 0,6%. Keduanya siap mencatatkan kenaikan mingguan sebesar 2%, tertinggi sejak Januari.
Harga emas turun tipis ke US$3.037,27 per ons troi, setelah mencapai rekor tertinggi dalam sesi sebelumnya.
Namun, emas masih berada di jalur kenaikan mingguan ketiga, didukung oleh permintaan safe-haven.
Selanjutnya: 25 Bank dengan Aset Terbesar di AS, JP Morgan Ada di Puncak
Menarik Dibaca: Berikut Cara Bayar Zakat, Infak, Sedekah BAZNAS Melalui myBCA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News