Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Pasar saham Asia-Pasifik diperdagangkan bervariasi pada Kamis (12/6) seiring investor mencermati pernyataan mantan Presiden AS, Donald Trump, yang menyebut bahwa kesepakatan dagang dengan China telah "selesai."
Trump mengisyaratkan bahwa tarif atas impor China akan mencapai 55%. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, membenarkan bahwa tarif tersebut akan tetap diberlakukan pada tingkat tersebut.
Baca Juga: Donald Trump Bersedia Perpanjang Batas Waktu 8 Juli untuk Negosiasi Dagang
Di Jepang, indeks acuan Nikkei 225 turun tipis 0,10%, sementara indeks Topix justru menguat 0,12%.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,34%, sedangkan indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq nyaris stagnan.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 menguat 0,25%.
Sementara itu, kontrak berjangka (futures) untuk indeks Hang Seng Hong Kong terakhir diperdagangkan di level 24.252, mengindikasikan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan penutupan terakhir di 24.366,94.
Para pelaku pasar juga menantikan rilis data inflasi dari Filipina dan Thailand yang dijadwalkan keluar hari ini.
Baca Juga: Wall Street Rabu (11/6): S&P 500 Ditutup Turun, Mewaspadai Ketegangan Timur Tengah
Di sisi lain, bursa berjangka AS melemah seiring investor mempertimbangkan isi awal dari kesepakatan dagang AS-China dan data inflasi terbaru.
Kontrak berjangka S&P 500 dan Nasdaq 100 sama-sama turun 0,2%. Futures indeks Dow Jones Industrial Average juga melemah 72 poin atau sekitar 0,2%.
Pergerakan ini terjadi setelah data menunjukkan inflasi konsumen AS pada Mei naik lebih rendah dari perkiraan. Indeks harga konsumen (CPI) hanya naik 0,1% secara bulanan, di bawah proyeksi Dow Jones yang memperkirakan kenaikan 0,2%.
CPI inti, yang tidak memasukkan harga pangan dan energi, juga meningkat di bawah ekspektasi.
Di Wall Street, ketiga indeks utama ditutup melemah semalam. Setelah reli dalam beberapa hari terakhir, pasar saham tampak mengambil jeda dan bergerak mendekati level penutupan sebelumnya.
Baca Juga: Elon Musk Menyesal Kritik Trump, Akankah Hubungan Keduanya Kembali Membaik?
Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump menyatakan bahwa kesepakatan dengan China telah "selesai, menunggu persetujuan akhir antara saya dan Presiden Xi."
Dalam kerangka kesepakatan tersebut, Trump menyebut bahwa China akan langsung memasok magnet dan "logam tanah jarang yang diperlukan".
Sementara AS akan mengizinkan mahasiswa China melanjutkan studi di perguruan tinggi dan universitas di AS. Trump menambahkan, “KITA MENDAPAT TARIF 55%, CHINA MENDAPAT 10%.”
Namun, kabar tersebut tak cukup menggairahkan pasar saham maupun obligasi.
Ed Yardeni, Presiden Yardeni Research, dalam catatannya pada Kamis menyebutkan bahwa investor mungkin justru resah karena Trump juga mengungkapkan keraguannya terhadap kemungkinan tercapainya kesepakatan nuklir dengan Iran.
Baca Juga: AS Bersiap Evakuasi Sebagian Kedutaannya di Irak, Situasi Timur Tengah Memanas
Ekuitas cenderung melemah karena pasar mulai mempertimbangkan kenyataan bahwa tarif tinggi terhadap China kemungkinan akan bertahan lama, tulis ekonom ANZ dalam laporan terpisah.
Selanjutnya: Begini Cara Menghilangkan Iklan di HP Oppo, Smartphone Bebas Lemot!
Menarik Dibaca: Begini Cara Menghilangkan Iklan di HP Oppo, Smartphone Bebas Lemot!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News