kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.059   74,66   1,07%
  • KOMPAS100 1.056   15,52   1,49%
  • LQ45 830   12,90   1,58%
  • ISSI 213   1,03   0,49%
  • IDX30 423   7,36   1,77%
  • IDXHIDIV20 510   7,89   1,57%
  • IDX80 120   1,78   1,50%
  • IDXV30 125   0,71   0,57%
  • IDXQ30 141   2,12   1,52%

Bursa Asia Bergerak Mixed Pada Selasa (10/1) Pagi, Mayoritas Indeks Menguat


Selasa, 10 Januari 2023 / 08:29 WIB
Bursa Asia Bergerak Mixed Pada Selasa (10/1) Pagi, Mayoritas Indeks Menguat
ILUSTRASI. Bursa Asia bergerak variasi pada perdagangan Selasa (10/1) pagi, dengan mayoritas indeks menguat. (Kyodo)


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia bergerak variasi pada perdagangan Selasa (10/1) pagi, dengan mayoritas indeks menguat. Pukul 08.20 WIB indeks Nikkei 225 naik 209,83 poin atau 0,81% ke 26.190,57, Hang Seng turun 17,92 poin atau 0,08% ke 21.370,42, Taiex naik 43,51 poin atau 0,32% ke 14.799,32, Kospi naik 4,67 poin atau 0,21% ke 2.355,02, ASX 200 turun 16,72 poin atau 0,23% ke 7.134,60, Straits Times turun 2,61 poin atau 0,08% ke 3.302,51 dan FTSE Malaysia turun 4,09 poin atau 0,27% ke 1.489,33.

Bursa Asia bergerak variasi setelah bursa AS gagal rally, imbas pejabat The Fed yang mengisyaratkan bank sentral kemungkinan perlu menaikkan suku bunga di atas 5% sebelum berhenti dan menahannya beberapa waktu.

Mengutip Bloomberg, saham di bursa Australia dan Hong Kong turun. Sedangkan bursa saham di Jepang kembali dibuka, setelah libur nasional kemarin.

Baca Juga: Bursa Asia Menguat Pada Perdagangan Senin (9/1) Pagi

Para pedagangan berharap era kenaikan suku bunga yang agresif akan segera berakhir, karena kenaikan inflasi global telah mereda. Meski begitu, harapan ini agak sedikit goyah setelah pernyataan pejabat Fed San Fransisco Mary Daly yang mengatakan bahwa dia berharap bank sentral kembali menaikkan suku bunga lebih dari 5%.

"Selain kemungkinan suku bunga tetap tinggi dan kemungkinan perlambatan ekonomi, setiap bullish yang dipicu oleh perlambatan inflasi dapat diimbangi dengan valuasi saham yang masih tinggi dan ekspektasi pendapatan yang terlalu optimis," kata Chris Larkin di E Trade Morgan Stanley.

"Ini bisa menjadi jurus bagi perdagangan jangka pendek dan jangka panjang yang fluktuatif."

Kini investor tengah menanti data inflasi AS yang diprediksi akan lebih landai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×