kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Burden sharing terakhir 2020, pemerintah menjual SUN Rp 100,53 triliun ke BI


Kamis, 10 Desember 2020 / 15:41 WIB
Burden sharing terakhir 2020, pemerintah menjual SUN Rp 100,53 triliun ke BI
ILUSTRASI. Pemerintah telah menjual total Rp 397,56 triliun SUN ke BI, sesuai target kebutuhan pembiayaan public goods.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melanjutkan burden sharing dengan Bank Indonesia (BI) untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Kamis (10/12), pemerintah menjual surat utang negara Rp 100,53 triliun ke BI lewat private placement.

 "Penerbitan SUN ini merupakan transaksi yang kedelapan atau yang terakhir untuk tahun 2020, untuk pemenuhan sebagian pembiayaan public goods," ungkap Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan dalam siaran pers, Kamis (10/12).

Pemerintah menerbitkan empat seri SUN dengan jenis variable rate alias dengan bunga mengambang yang dapat diperdagangkan. Masing-masing seri menawarkan suku bunga reverse repo BI tenor 3 bulan dengan kupon tiga bulan pertama masing-masing 3,57%.

Tiap seri surat utang memiliki nilai masing-masing Rp 25,74 triliun kecuali seri VR0065 yang sebesar Rp 23,30 triliun. Keempat seri SUN ini adalah VR0062 (jatuh tempo 14 Desember 2025), VR0063 (jatuh tempo 14 Desember 2026), VR0064 (jatuh tempo 14 Desember 2027), dan VR0065 (jatuh tempo 14 Desember 2028).

Baca Juga: Pemerintah meraup dana lebih dari Rp 748 triliun dari lelang SUN & SBSN tahun ini

Pemerintah telah menjual total Rp 397,56 triliun surat utang negara (SUN) ke Bank Indonesia (BI) melalui skema private placement. Total penerbitan ini sudah 100% dari total kebutuhan pembiayaan public goods diproyeksikan sebesar Rp 397,56 triliun. Pembiayaan public goods ini meliputi pembiayaan untuk belanja kesehatan, perlindungan sosial, serta pembiayaan sektoral Kementerian/Lembaga dan Pemda dalam rangka penanganan coronavirus disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Pemerintah pertama kali menerbitkan SUN lewat private placement ke BI untuk burden sharing pertama pada 6 Agustus lalu. Waktu itu, pemerintah menjual Rp 82,1 triliun surat utang. 

Tahap kedua, pemerintah hanya menerbitkan Rp 16,98 triliun SUN lewat private placement ke BI pada 27 Agustus. Tahap ketiga, pemerintah menerbitkan Rp 84,4 triliun pada 25 September. 

Tahap keempat, pemerintah menerbitkan Rp 46,2 triliun SUN pada 8 Oktober. Tahap kelima, pemerintah menerbitkan nilai Rp 22,87 triliun pada 22 Oktober.

Tahap keenam, pemerintah menerbitkan Rp 17,48 triliun pada 12 November. Tahap ketujuh, pemerintah menerbitkan Rp 27 triliun pada 19 November. Seluruh SUN yang diterbitkan untuk burden sharing dari tahap pertama hingga kelima memiliki kupon sebesar suku bunga reverse repo BI tenor 3 bulan.

Baca Juga: Indef: Sisa dana SBN yang digunakan pemerintah bisa mengakselerasi program PEN 2021

Transaksi ini dilakukan berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia nomor 347/KMK.08/2020 dan 22/9/KEP.GBI/2020 tanggal 20 Juli 2020 tentang Skema dan Mekanisme Koordinasi Pembelian SUN dan/atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) oleh Bank Indonesia di Pasar Perdana dan Pembagian Beban Biaya dalam rangka Pembiayaan Penanganan Dampak Pandemi COVID-19 dan PEN, serta sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang SUN dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.08/2019 tentang Penjualan SUN Dengan Cara Private Placement.

Selanjutnya, penerbitan SUN dan/atau SBSN baik untuk public goods maupun non-public goods dalam rangka penanggulangan Covid-19 dan PEN akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Tugas baru Bank Indonesia (BI) jadi standby buyer SBN saat krisis keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×