Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tak mau menyia-nyiakan momentum kenaikan harga batubara. Perusahaan ini terus menggenjot produksi demi mendulang pemasukan lebih besar.
BUMI menargetkan produksi batubara tahun ini mencapai 86 juta ton. Memasuki akhir semester satu, realisasi produksi sudah sekitar 43 juta ton. Dengan kata lain, produsen batubara ini telah merealisasikan produksi sekitar 50% dari target 86 juta ton.
BUMI juga menggenjot produksi batubara berkalori tinggi. Realisasinya hingga saat ini sekitar 2 juta ton, atau setara sekitar 40% dari target 5 juta ton hingga akhir tahun. "Untuk batubara kalori tinggi dipasarkan ke Jepang, harganya US$ 100 per ton," kata Saptari Hoedaja, Presiden Direktur BUMI, Kamis (7/6).
Dileep Srivastava, Direktur BUMI, menambahkan, melihat realisasi produksi tersebut, tak menutup kemungkinan produksi BUMI bisa mencapai 90 juta ton pada akhir tahun nanti. Kenaikan harga batubara yang mencapai US$ 110 per ton cukup menjadi alasan bagi BUMI untuk menggeber produksi.
Soalnya, kenaikan harga membuka peluang bagi BUMI agar bisa mendulang keuntungan lebih bagus lagi. "Proyeksi kami harga batubara lebih tinggi 5% dari tahun lalu, tapi melihat harga saat ini kami pikir bisa lebih menguntungkan," kata Dileep.
Sayang, besarnya cuan yang ditambang BUMI tidak bisa dirasakan pemegang saham untuk sementara. Dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) kemarin, BUMI memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2017.
Dileep mengatakan, hingga tiga tahun mendatang, perusahaan tambang ini masih akan fokus membayar sejumlah utang kepada kreditur. Dus, tidak ada pembagian dividen.
Posisi utang BUMI per Desember 2017 sebesar US$ 1,7 miliar. Tahun ini akan berkurang sebesar US$ 200 juta.
Targetnya, di 2021 utang BUMI bisa terpangkas menjadi US$ 300 juta hingga US$ 400 juta. "Dengan harga batubara saat ini, kami melihat kemungkinan pembagian dividen lebih cepat menjadi dua tahun," tutur Dileep.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News