kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BUMI targetkan kontrak penjualan naik tipis


Jumat, 28 Juni 2013 / 20:30 WIB
BUMI targetkan kontrak penjualan naik tipis
ILUSTRASI. Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memperkirakan, harga batubara global belum bisa pulih tahun ini. Itu sebabnya, BUMI tidak berani menargetkan target tinggi terkait kontrak penjualan batubaranya.

Hingga akhir tahun nanti, manajemen memproyeksikan bakal meraih kontrak penjualan batubara seberat 78 juta ton. Angka ini hanya naik tipis, sebesar 4%, dibanding angka tahun lalu seberat 75 ton.

Dileep Srivastava selaku Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI menilai, selama pembatasan impor batubara yang dilakukan oleh China masih berlaku, maka harga batubara belum bisa naik ke level yang lebih menguntungkan. "Tahun ini mungkin masih ada di level terendah, sekitar US$ 70 per metrik ton," imbuhnya, Jumat (26/6).

Lebih jauh Dileep menjelaskan, pihaknya optimistis mampu merealisasikan proyeksinya tersebut. Bahkan, bisa dibilang itu merupakan target yang sangat mungkin dicapai oleh perusahaan. Pasalnya, BUMI merupakan perusahaan yang memiliki cadangan batubara terbesar di Asia Tenggara.

Terlepas masalah utang, kinerja BUMI yang melorot sepanjang 2012 lalu itu disebabkan oleh penurunan harga batubara menjadi US$ 81,5 per metrik ton dari sebelumnya US$ 92,3 juta per metrik ton. Akibatnya, pendapatan BUMI tahun lalu turun 5% menjadi US$ 3,8 miliar dari sebelumnya US$ 4 miliar.

Selain itu, anjloknya kinerja BUMI juga dipicu oleh rugi akumulatif akibat transaksi derivatif senilai US$ 344,86 juta dari sebelumnya untung US$ 66,06 juta. "Kami memang mengalami net loss yang cukup besar, tapi sebenarnya kami memiliki fundamental yang kuat," pungkas Dileep.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×