Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI, anggota indeks Kompas100 ini) sepanjang paruh waktu tahun ini kurang memuaskan. Meski begitu, emiten yang terafiliasi dengan Grup Bakrie ini belum berencana merevisi seluruh target bisnisnya tahun ini.
Dileep Srivastava, Direktur BUMI mengatakan, secara operasional, belum ada rencana perubahan target. Hingga akhir tahun, produksi batubara masih dipatok pada angka 87 juta ton hingga 90 juta ton.
Namun, lain halnya dengan perkiraan harga jual batubara. "Kemungkinan, kami akan melakukan review harga batubara di akhir kuartal ini untuk menyesuaikan perkembangan pasar," ujarnya, Kamis (1/8).
Baca Juga: Kinerja Emiten Grup Bakrie, BUMI mengecewakan tapi BRMS, ENRG dan BNBR Memuaskan
Pasalnya, rata-rata harga jual atau average selling price (ASP) batubara global yang terus menurun turut mempengaruhi ASP batubara yang diproduksi BUMI.
Selama semester pertama tahun ini, ASP batubara BUMI sekitar US$ 53,2 per ton. Nilai ini turun 8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, US$ 58 per ton.
Volume penjualan juga cenderung stagnan, ada di angka 41,5 juta ton. Nilai ini berasal dari penjualan Kaltim Prima Coal (KPC) yang naik 9% menjadi 30,1 juta ton.
Baca Juga: Meski bukukan laba, tiga saham Grup Bakrie direkomendasikan wait and see
Tak seperti KPC. Penjualan batubara Arutmin justru turun 18% menjadi 11,4 juta ton. "Penurunan karena lesunya sentimen di sektor ini," imbuh Dileep.
Secara konsolidasi, pendapatan BUMI semester pertama tahun ini turun 14,15% menjadi US$ 481,35 juta. Paruh waktu tahun lalu, pendapatannya mencapai US$ 560,72 juta.
Penurunan terjadi di ekspor batubara untuk pihak ketiga menjadi US$ 203.36 juta. Sebelumnya di periode yang sama, ekspor komoditas batu bara BUMI kepada pihak ketiga tercatat US$ 243,16 juta.
Baca Juga: Semester I 2019, laba Bumi Resource (BUMI) anjlok 42,9%
Penjualan batubara untuk pihak ketiga domestik juga mengalami penurunan menjadi US$ 203.36 juta dari sebelumnya sebesar US$ 243.16 juta di semester I-2018.
Di sisi lain, beban pokok penjualan dan pendapatan juga ikut turun menjadi US$ 357,26 juta, turun 15% dibanding semester pertama tahun lalu.
Sejalan dengan penurunan tersebut, laba bersih BUMI tercatat US$ 80,67 juta. Angka ini turun sekitar 47% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, US$ 151,72 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News