Reporter: Rika Theo |
JAKARTA. Nathanael Rothschild segera mengomentari pengumuman kerugian Bumi Plc akibat adanya penyimpangan keuangan pada Berau Coal Energy (BRAU). Tak hanya menyatakan bahwa ia sudah mengingatkan hal ini sejak 2011, Rothschild juga mengungkapkan sejumlah keanehan seputar investigasi PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Dalam suratnya yang diterima KONTAN Jumat (31/5) lalu, Rotshchild menilai pengumuman Bumi Plc itu sebagai bukti penyesalan lain atas ketidakjujuran yang terjadi karena rasa puas diri dan tidak kompetennya perusahaan.
"Sejak Desember 2011, saya sudah konsisten mengingatkan akan penyalahgunaan jabatan yang mengerikan di Bumi Plc. Bahkan ketika sumber daya perusahaan dijarah, Direksi tidak menggubris saya. Ketika saya berusaha berjuang untuk mengembalikan uang yang dicuri, usaha saya sengaja disalahartikan sebagai usaha untuk mengambil alih kendali perusahaan. Komisaris independen yang dipimpin Julian Horn-Smith, partner pendiri Bumi Plc, berutang maaf kepada kami," tulis Rothschild.
Rothschild berkisah lagi bahwa Samin Tan diberikan seluruh kontrol atas Bumi Plc di 2012, ketika ia membeli separuh saham Bakrie di perusahaan, bersama dengan hak suara mereka. Namun kemarin, direksi akhirnya mengakui bahwa di bawah pengawasan Samin di 2012 itu, US$ 152 juta keluar tanpa ada tujuan bisnis jelas di Berau.
"Yang mengagumkan, Direksi tetap bersikeras bahwa Mr Tan adalah orang yang pas menjadi direktur perusahaan," lanjutnya. Bumi Plc memang menyatakan Samin Tan akan tetap duduk di kursi direksi sebagai partner bisnis Bumi Plc di Indonesia.
Rothchild menuntut Samin dikeluarkan dan dihukum.
Ia juga menuding direksi Bumi Plc tak konsisten, lamban bertindak, dan tak memberi cukup informasi lantaran:
- Pada Desember 2011, Rotshchild pernah meminta penyelidikan atas dana US$ 75 juta yang diinvestasikan dalam Chateau Asset Management. Akhirnya, Bumi Plc baru bergerak Jumat lalu.
- Dalam pengumuman Bumi Plc pada 12 Desember 2012, Direksi mengatakan tak ada tambahan penyusutan aset (write down) sebagai hasil investigasi Macfarlanes. Pada 12 April 2013, ternyata dana yang diperiksa berjumlah US$ 94 juta. Terakhir, jumlah itu bertambah menjadi US$ 200 juta (plus US$ 75 juta di Chateau).
- Rosan Roeslani, mantan CEO Berau dan Direktur Bumi Plc diizinkan menggunakan Berau sebagai celengan pribadinya bahkan saat perusahaan dikendalikan oleh Bumi Plc. Laporan tahunan 2012 menunjukkan bahwa Rosan menerima gaji dan bonus US$ 3,8 juta di 2011. Menurut Rothschild, gaji Rosan ditulis hanya US$ 700.000 di laporan keuangan 2011. Di luar gaji, Rosan juga menerima dana bebas bunga senilai US$ 550.000 dan pengeluaran untuk pesawat jet senilai US$ 3 juta.
- Biaya konsultan senilai US$ 24 juta telah mengalir keluar dari kantong Berau di 2012. Samin Tan mengetahui bahwa duit ini langsung menuju keluarga Bakrie. Namun ia tak menyetop atau mengungkapkannya, berlawanan dengan kewajibannya sebagai Direktur perusahaan.
- Laporan audit Price Waterhouse Coopers tak cukup karena banyak yang tak diungkapkan pihak-pihak terkait. "Kita perlu diberitahu berapa yang benar-benar dikeruk dari grup dan oleh siapa," tulis Rotschild.
Selain itu, Rotshchild menegaskan bahwa tak seorang pun yang tahu penyimpangan keuangan yang terjadi di Bumi Resources. Ia menuding:
- Para petinggi BUMI menolak diwawancarai sebagai bagian investigasi ini.
- PWC tak punya akses ke dokumen-dokumen audit BUMI
- BUMI adalah sebuah kotak hitam. Rothschild mempertanyakan, bagaimana pemegang saham bisa voting tanpa tahu apakah transaksi pemisahan dengan keluarga Bakrie itu adil?
- Write down sebelumnya oleh Bumi Plc mengindikasikan bahwa lebih dari US$ 1 miliar disalahgunakan oleh Bakrie.
- Direksi Bumi Plc memilih terus bernegosiasi dengan Bakrie (yang bekerja sama dengan Samin Tan) ketika sudah jelas bahwa Bakrie dan rekannya Rosan Roeslani 'merampok BUMI dan Berau.
Di luar itu, Rothschild mengaku puas bahwa Direksi Bumi Plc akhirnya mengakui perlunya kantor manajemen di Jakarta. Bumi Plc juga merelokasi chief marketing officer dan chief financial officer dari kantor mereka di Belgravia.
Sekedar mengingatkan, dalam berita sebelumnya, Bumi Plc mengaku membukukan rugi bersih hingga US$ 2,32 miliar di 2012. Angka ini jauh lebih besar dari kerugian tahun 2011 senilai US$ 337 juta. Bumi Plc menyimpulkan adanya penyimpangan keuangan atau financial irregilarities dengan jumlah signifikan pada laporan keuangan dan neraca BRAU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News