Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mulai menukar empat plafon utang eksisting dengan efek baru. BUMI mengedarkan nota penukaran (exchange offer memorandum/EOM) kepada kreditur separatis. Nilai utang yang ditukar itu mencapai US$ 3,8 miliar.
Dalam dokumen EOM, BUMI menawarkan kreditur untuk menukarkan tagihan atas utang dengan instrumen restrukturisasi. Hal ini sesuai dengan kesepakatan perjanjian perdamaian. Kreditur harus memberi keputusan dan menyampaikan notice of election paling lambat pada 26 Juli 2017 waktu London.
"Jika tidak memberi tanggapan, kreditur akan kehilangan hak tagihnya," jelas Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI kepada KONTAN, Jumat (9/7).
Dengan kata lain, kreditur bisa kehilangan hak untuk menerima exchange consideration dan surat utangnya bisa dibatalkan.
Para kreditur diberi pilihan untuk menukar utangnya dengan empat instrumen investasi baru. Pertama, fasilitas tranche A dan B sebesar US$ 1,2 miliar. Kedua, fasilitas tranche C sebesar US$ 406,9 juta. Ketiga, konversi saham BUMI sebesar US$ 1,63 miliar. Terakhir adalah obligasi wajib konversi (OWK) sebesar US$ 334,9 juta.
Seperti diketahui, salah satu instrumen restrukturisasi ini diterbitkan melalui penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue senilai US$ 1,9 miliar. Bersamaan dengan itu, BUMI juga menerbitkan OWK sebesar US$ 639 juta. Jumlah ini sudah termasuk utang kreditur konkuren yang harus dibayar sebesar US$ 665,54 juta.
Sehingga, penukaran utang ini menjadi efektif usai rights issue. Saat ini BUMI tengah menanti izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Empat kreditur
Empat kreditur yang harus menukarkan tagihan utangnya itu di antaranya, Country Forest Limited sebesar US$ 1,9 miliar. Lalu, China Development Bank Corporation (CDB) dengan nilai US$ 600 juta.
Pemegang obligasi konversi berjamin senilai US$ 375 juta dengan kupon 9,25% juga harus menukarkan utangnya. Terakhir, sisa utang pinjaman sindikasi dari guaranteed senior notes senilai US$ 300 juta dengan kupon 12% dan senior notes US$ 700 juta berkupon 10,75%.
Dileep bilang, fasilitas tranche yang baru akan diterbitkan usai mendapat notice of election dari kreditur pada bulan depan. Dengan begitu, BUMI memiliki kepastian untuk memangkas sebagian liabilitasnya yang kini mencapai US$ 5,8 miliar
Sebelumnya, dalam rencana rights issue BUMI yang diharapkan bisa berlangsung pada bulan ini, BUMI akan menerbitkan dua seri saham yakni seri A dan seri B. BUMI akan menawarkan saham seri A kepada pemegang saham BUMI saat ini.
Dana yang terkumpul, akan dialokasikan kepada kreditur yang memenuhi syarat. Jika pemegang saham BUMI tak menyerap HMETD, PT Danatama Kapital Investama sebagai pembeli siaga akan mengambil saham maksimal 285,67 miliar saham.
Lalu, PT Samuel International yang mewakili kreditur BUMI juga akan mengambil sisa saham. Pelaksanaan sisa HMETD menjadi saham BUMI akan dilakukan Samuel berdasarkan mekanisme konversi utang.
Hal yang sama juga berlaku untuk saham seri B yang ditukarkan menjadi OWK. Dalam pelaksanaan OWK, Innovate Capital Pte Ltd bertindak sebagai pembeli siaga yang juga mewakili kreditur.
Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas mengatakan, investor memang tengah menanti penyelesaian utang BUMI. Adanya edaran EOM kepada kreditur diharapkan bisa memberi sentimen positif untuk saham ini.
Saham BUMI memang tengah menghijau dengan kenaikan 3,66% menjadi Rp 340 per saham pada perdagangan Jumat (9/6). Menurut Reza, harga BUMI berpotensi menuju level resistance Rp 380 per saham dalam jangka pendek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News