Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Sebagai gambaran, TINS hanya memproduksi dan menjual masing-masing 14.130 ton dan 15.325 ton logam timah. Realisasi ini hanya mewakili 44% dan 47% dari target operasional yang dipasang Ciptadana Sekuritas.
Oleh karena itu, Thomas merevisi turun produksi bijih timah produksi timah rafinasi TINS dan penjualan timah rafinasi TINS untuk 2024 sampai 2024, yang bermuara pada revisi turun target pendapatan TINS di periode tersebut.
Ciptadana menurunkan target harga saham TINS menjadi Rp1.450 per saham dari sebelumnya Rp 1.600 dan juga menurunkan rekomendasi saham TINS menjadi hold. Ini karena target harga baru saham TINS tidak menawarkan potensi kenaikan terhadap harga saham saat ini.
Baca Juga: Rekap Kinerja Emiten BUMN: Bank dan Tambang Moncer, Konstruksi Masih Tertekan
“Risiko terhadap rekomendasi diantaranya volatilitas harga timah, perubahan kebijakan pemerintah, kembalinya aktivitas penambangan timah illegal, dan gangguan pada kegiatan operasional,” tulis Thomas dalam riset, Senin (14/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News