Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam (PTBA) Tbk bersama dengan PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk akan membentuk joint venture (JV) untuk membangun pabrik pengolahan gasifikasi batubara. Teknologi di pabrik ini bisa mengubah batubara menjadi synthetis gas (syngas) dengan nilai investasi lebih dari US$ 1 miliar.
Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin mengatakan, akan ada beberapa tahapan seperti persiapan pelaksanaan bankable feasibility study, Amdal, dan persiapan pendanaan. Kemudian selanjutnya melakukan proses pengadaan Engineering Procurement Construction (EPC).
Setelah semua itu selesai, tahun depan, bisa menyelesaikan financial closing. "Dan kami harapkan di 2019 awal atau di 2018 akhir kamisudah mulai konstruksi," terangnya saat konferensi pers, Jumat (8/12).
Asal tahu saja, gasifikasi batubara adalah mengubah batubara menjadi produk akhir yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Caranya, dengan menggunakan teknologi gasifikasi yang memungkinkan mengonversi batubara muda menjadi syngas yang merupakan bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai bahan bakar, urea sebagai pupuk, dan Polypropylene sebagai bahan baku plastik.
Pembangunan pabrik pengolahan gasifikasi batubara ini akan dibangun di Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) yang berada di mulut tambang batubara, di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Lokasinya sama dengan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8.
Dia berharap produksi gasifikasi batubara setelah menjadi syngas dapat memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500.000 ton urea per tahun, 400.000 ton DME per tahun dan 450.000 ton Polypropylene per tahun.
Dengan target pemenuhan kebutuhan sebesar itu, diperkirakan kebutuhan batubara sebagai bahan baku sebesar 9 juta ton per tahun. "Itu sudah termasuk untuk mendukung kebutuhan batubara bagi pembangkit listriknya," ungkapnya.
Sayangnya ia belum bisa menyampaikan detail porsi saham masing-masing perusahaan. Alasannya masih dalam tahap kajian. Yang jelas, pembangunan pabrik pengolahan ini sendiri direncanakan mulai beroperasi pada November tahun 2022.
Direktur Utama Pupuk Indonesia (Persero), Aas Asikin Idat mengatakan, adanya kerja sama ini diharapkan memberikan hasil terbaik dalam rangka sinergi antar BUMN, serta berharap batubara yang dimanfaatkan dapat digunakan menjadi bahan baku urea.
Lewat gasifikasi batubara menjadi gas ini, harganya akan bisa bersaing dengan gas yang saat ini digunakan. "Kalau gas yang saat ini harganya mengikuti harga dunia. Sementara harga gas dari gasifikasi ini bisa dipatok sendiri dan lebih murah," ujar Aas.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Erwin Ciputra menambahkan, Polypropylene berbasis batubara ini dapat membantu Indonesia dalam memenuhi kebutuhan Polypropylene domestik yang terus meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News