kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BTEL dan FREN masih menderita kerugian


Jumat, 02 November 2012 / 07:09 WIB
BTEL dan FREN masih menderita kerugian
ILUSTRASI. Telur adalah salah satu makanan yang mengandung vitamin B.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Dua dari lima emiten operator telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia menderita kerugian di akhir kuartal III 2012. Kedua emiten itu adalah PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).

Kongsi BTEL dengan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) belum berdampak ke kinerja emiten Grup Bakrie ini. Selama Januari hingga September 2012, BTEL menderita kerugian bersih senilai Rp 988,31 miliar. Jumlah itu hampir dua kali lipat daripada kerugian per akhir September 2011, yaitu Rp 498,48 miliar.

BTEL tak mampu mendongkrak pendapatan dari sejumlah lini usaha, misalnya dari sektor telekomunikasi dan interkoneksi. Hal itu tercermin dari menyusutnya pendapatan bersih BTEL sebesar 10,15% year-on-year (YoY) menjadi Rp 1,77 triliun.

Hasil dari kerjasama BTEL dan STI memang belum terlihat di kuartal III 2012. "Kami mengharapkan dampaknya bisa terlihat di kuartal IV (2012) ini," ujar Direktur Utama BTEL, Anindya Novyan Bakrie, beberapa waktu lalu.

BTEL mengundang masuk STI lewat penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) pada medio 2012.

Kinerja buruk juga dialami FREN. Per September 2012, anak usaha Grup Sinarmas ini menderita kerugian tahun berjalan senilai Rp 1,01 triliun. Jumlah ini sejatinya menyusut 35,26% dibandingkan kerigian di periode sama tahun lalu mencapai Rp 1,56 triliun.

Pendapatan FREN pun meningkat 60% (YoY) menjadi Rp 1,1 triliun di akhir September 2012. Tapi beban usaha emiten ini cukup tinggi melampaui pendapatannya, yakni Rp 2,29 triliun.

Di saat yang sama, beban bunga dan keuangan yang ditanggung FREN meningkat 6,51% (YoY) menjadi Rp 265,45 miliar.

Tiga emiten telekomunikasi yang lain, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL), mampu meraih laba pada sembilan bulan pertama 2012.

Di akhir September 2012, laba bersih TLKM naik 19% (YoY) menjadi Rp 10 triliun, sementara ISAT meraup laba bersih Rp 1,63 triliun, atau naik 55% (YoY). Sedangkan EXCL mencatatkan laba bersih di akhir kuartal III 2012 senilai Rp 2,19 triliun, naik tipis dari laba bersih setahun lalu di posisi Rp 2,18 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×