kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BTEL dan FREN masih menderita kerugian


Jumat, 02 November 2012 / 07:09 WIB
BTEL dan FREN masih menderita kerugian
ILUSTRASI. Telur adalah salah satu makanan yang mengandung vitamin B.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Dua dari lima emiten operator telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia menderita kerugian di akhir kuartal III 2012. Kedua emiten itu adalah PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).

Kongsi BTEL dengan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) belum berdampak ke kinerja emiten Grup Bakrie ini. Selama Januari hingga September 2012, BTEL menderita kerugian bersih senilai Rp 988,31 miliar. Jumlah itu hampir dua kali lipat daripada kerugian per akhir September 2011, yaitu Rp 498,48 miliar.

BTEL tak mampu mendongkrak pendapatan dari sejumlah lini usaha, misalnya dari sektor telekomunikasi dan interkoneksi. Hal itu tercermin dari menyusutnya pendapatan bersih BTEL sebesar 10,15% year-on-year (YoY) menjadi Rp 1,77 triliun.

Hasil dari kerjasama BTEL dan STI memang belum terlihat di kuartal III 2012. "Kami mengharapkan dampaknya bisa terlihat di kuartal IV (2012) ini," ujar Direktur Utama BTEL, Anindya Novyan Bakrie, beberapa waktu lalu.

BTEL mengundang masuk STI lewat penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) pada medio 2012.

Kinerja buruk juga dialami FREN. Per September 2012, anak usaha Grup Sinarmas ini menderita kerugian tahun berjalan senilai Rp 1,01 triliun. Jumlah ini sejatinya menyusut 35,26% dibandingkan kerigian di periode sama tahun lalu mencapai Rp 1,56 triliun.

Pendapatan FREN pun meningkat 60% (YoY) menjadi Rp 1,1 triliun di akhir September 2012. Tapi beban usaha emiten ini cukup tinggi melampaui pendapatannya, yakni Rp 2,29 triliun.

Di saat yang sama, beban bunga dan keuangan yang ditanggung FREN meningkat 6,51% (YoY) menjadi Rp 265,45 miliar.

Tiga emiten telekomunikasi yang lain, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL), mampu meraih laba pada sembilan bulan pertama 2012.

Di akhir September 2012, laba bersih TLKM naik 19% (YoY) menjadi Rp 10 triliun, sementara ISAT meraup laba bersih Rp 1,63 triliun, atau naik 55% (YoY). Sedangkan EXCL mencatatkan laba bersih di akhir kuartal III 2012 senilai Rp 2,19 triliun, naik tipis dari laba bersih setahun lalu di posisi Rp 2,18 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×