Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) masih mengandalkan likuiditasnya dari pendapatan dividen akibat kepemilikan sahamnya di PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Maklum, sejumlah kuasa tambangnya masih belum ada yang beroperasi. Sepanjang 2010 perseroan memperoleh jatah dividen senilai US$ 143 juta atau sekitar Rp 1,28 triliun.
Sebagian besar dana tesebut digunakan untuk membayar sejumlah utang. Seperti diketahui, BRMS melalui PT Multi Capital menguasai 75% saham PT Multi Daerah Bersaing (MDB). MDB merupakan perusahaan yang memegang 24% saham Newmont Nusa Tenggara (NNT). Dengan kepemilikan itu, BRMS secara tidak langsung memiliki 18% saham NNT.
Direktur Keuangan BRMS Yuanita Rohali mengatakan perseroan telah membayar sejumlah utang, baik pokok maupun bunga kepada sejumlah kreditur dari dividen yang diterimanya itu. "Utang ke Credit Suisse sudah dibayar US$ 219 juta, ke Nomura US$ 21 juta," ujarnya.
BRMS memiliki utang kepada Credit Suisse senilai US$ 300 juta. Pinjaman yang diperoleh pada 23 Maret 2010 itu berdurasi dua tahun dengan bunga sebesar London Interbank Offered Rate (LIBOR) plus 7% per tahun dan jatuh tempo setiap tiga bulan. Pinjaman ini dijamin dengan saham BRMS di NNT.
Dengan demikian, saat ini utangnya kepada Credit Suisse tinggal US$ 81 juta. Selain itu, perseroan juga telah melunasi utangnya kepada Bright Venture senilai US$ 144,8 juta.
Dana yang dipakai adalah sebagian dari hasil penawaran umum saham perdana (IPO) pada awal Desember tahun lalu yang totalnya mencapai US$ 232 juta. Maret 2011 mendatang BRMS akan melakukan konversi 7,4 miliar saham kepada induk usahanya PT Bumi Resources Tbk (BUMI) di harga Rp 670 per saham.
Total nilai transaksinya mencapai Rp 4,95 triliun. Konversi saham itu dilakukan menyusul diterbitkannya surat utang konversi (mandatory convertible note/MCN) pada November 2010.
Jika pasca-IPO saham BUMI di BRMS sebesar 77,7% dan publik 22,3%, maka setelah realisasi konversi saham itu dilakukan, kepemilikan BUMI pun menjadi 83,8% dan publik sebesar 16,19%. BRMS memang memiliki sejumlah kuasa pertambangan, namun belum ada yang menghasilkan.
Untuk tahun lalu, selain dari deviden, manajemen memperkirakan, kantong BRMS akan terisi dari kinerja salah satu anak usahanya Bumi Resources Japan Company Ltd. Hingga akhir tahun 2010 diperkirakan anak usahanya yang bererak di bidang jasa pemasaran itu bisa mencatatkan pendapatan sebesar US$ 14 juta.
Tahun ini pendapatan Bumi Resources Japan diproyeksikan bisa menyumbang penghasilan sebesar US$ 120 juta bagi BRMS. Selain itu, Yuanita bilang, perseroan akan memperoleh tambahan pemasukan dari anak usahanya Bumi Mauritania SA.
Perusahaan yang terletak di Afrika Barat itu mulai akan memproduksi bijih besi di kuartal IV 2011. Kapasitas produksinya diperkirakan mencapai 600.000 ton per tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News