Reporter: Nadya Zahira | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca pemilihan umum (pemilu), investor kerap mempertanyakan potensi perubahan kebijakan efek terpilihnya salah satu kandidat yang dapat mempengaruhi bisnis ke depan. Termasuk pada emiten di pasar modal. Walhasil memunculkan pertanyaan seputar strategi yang perlu pasca pemilu.
Direktur Bisnis Konsumer Bank Rakyat Indonesia (BRI), Handayani mengungkapkan, memasuki kuartal I, terdapat optimisme melandainya inflasi dan pemangkasan suku bunga secara global dapat menjadi sentimen positif terhadap pasar keuangan domestik, terutama terhadap stabilitas nilai tukar uang rupiah. Meskipun Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga menjadi 6% dan diproyeksikan tidak akan menaikkan lagi, masih terdapat ketidakpastian di tahun 2024 terutama terkait dengan perkembangan ekonomi US & kebijakan moneter The Fed.
“Perlu panduan untuk nasabah ritel dalam menentukan strategi investasi yang tepat. Dalam market outlook BRI Danareksa Sekuritas diharapkan nasabah mendapat gambaran menyeluruh terkait kondisi pasar keuangan.” papar Handayani, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (23/2).
Direktur Ritel dan TI BRI Danareksa Sekuritas, Fifi Virgantria menyampaikan. pemilu yang damai akan memberikan dampak positif terhadap stabilitas pasar. Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis ke depan yang tentunya akan berdampak pada kinerja emiten di pasar modal.
Head of Equity Research BRI Danareksa Sekuritas, Erindra Krisnawan menyampaikan, pilpres yang berlangsung dengan baik memberikan konfirmasi atas faktor stabilitas Indonesia. Optimisme pasar paska piplres, yang ditandai dengan aliran dana investor asing yang masuk, didukung oleh ekspektasi dan prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang lebih tinggi di era pemerintahan baru.
“Tren positif ini bisa berlanjut jika didukung indikasi pertumbuhan laba bersih yang dapat membaik di atas level sebelumnya (7-8%). Sementara itu, stabilitas makroekonomi saat ini memberikan proteksi untuk investor terhadap downside risk dari pertumbuhan” papar Erindra.
Baca Juga: Menakar Target Baru IHSG di Tengah Potensi Pemilu Satu Putaran
Founder Komunitas & Investor Rivan Kurniawan menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada urgensi bagi BI menaikkan tingkat suku bunga di tengah target inflasi yang terkendali. Didukung dengan fundamental yang dinilai cukup baik, di tahun 2024 ini diharapkan katalis positif kembali lagi ke Indonesia seiring dengan capital inflow.
“Selain itu, akan terdapat sektor yang diunggulkan ketika Prabowo dan Gibran terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden, antara lain sektor energi dengan hilirisasinya, minyak kelapa sawit, semen, terkait dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), dan masih banyak sektor-sektor lainnya.” jelas Rivan
Dari sisi ilmu feng shui, menurut Pakar Feng Shui Yulius, yang juga Founder Feng Shui Consulting Indonesia menjelaskan, meskipun tahun Naga Kayu identik dengan kemakmuran untuk Indonesia, perlu ada antisipasi meliputi efek perang yang masih akan memanas, suku bunga tinggi serta inflasi masih akan menjadi isu, dan adanya bencana pemanasan global dan perubahan iklim dari siklus el nino.
“Dari sisi ekonomi, recovery dunia akan lambat dan cenderung stagnan di tahun Naga Kayu ini. Oleh karena itu, strategi investasi 2024 adalah dengan menyesuaikan profil risiko masing-masing, hindari memaksakan diri, dan harus meningkatkan pengetahuan serta daya tahan investasi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News