kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Brexit diundur, poundsterling masih bisa unggul


Selasa, 29 Oktober 2019 / 16:51 WIB
Brexit diundur, poundsterling masih bisa unggul
ILUSTRASI. Poundsterling


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Uni Eropa sepakat memberikan kelonggaran pada Inggris untuk memperpanjang Brexit. Sejatinya, Inggris dijadwalkan akan keluar dari Uni Eropa, Kamis (31/10) ini. Hanya saja, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson gagal mencapai kesepakatan mengenai Brexit dengan parlemen Inggris.

Kondisi ini sebenarnya berpeluang menjadi katalis negatif terhadap mata uang poundsterling. Analis mengungkapkan, poundsterling masih akan menguat dibandingkan pasangan mata uang lainnya. Hanya saja hingga pukul 15.15 WIB, mata uang poundsterling hanya menguat terhadap euro dengan nilai 0,8626. Sedangkan pada pasangan lainnya seperti GBP/USD dan GBP/JPY masih tertekan dengan masing-masing di nilai 1,2848 dan 139,859.

Baca Juga: Menanti kepastian Brexit, pasangan kurs poundsterling rentan berubah

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan, sebenarnya tekanan terhadap poundsterling bisa dihambat dengan sentimen pasangannya seperti GBP/USD. Ia melihat dollar AS masih akan melemah hingga hasil rapat FOMC pekan ini.

"Akan ada kemungkinan bank sentral AS memangkas suku bunga dan bisa mempengaruhi pelemahan mata uang dollar AS," ujar Ibrahim.

Selain itu, tekanan terhadap dollar AS terjadi karena ada rencana pertemuan kembali antara AS dan China di Chili. Rencananya, Ibrahim menyampaikan sudah ada draft-draft yang sudah siap ditandatangani oleh kedua negara ini yang berisi kesepakatan.

Namun, Ibrahim menyatakan poundsterling sewaktu-waktu bisa jatuh jika bank sentral AS tak jadi memangkas suku bunga dan ada perkembangan baru dari hubungan dagang AS-China yang kembali memanas.
Hal ini karena dengan perpanjangan batas Brexit akan menambah ketidakjelasan dari kondisi ini. "Tetapi kalau tidak ada informasi terbaru dari AS, bisa saja poundsterling akan jatuh," jelas Ibrahim.

Selain GBP/USD, pada pasangan lainnya seperti EUR/GBP dan GBP/JPY dinilai sterling masih bisa menguat.

Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan masih ada katalis negatif untuk euro dan yen Jepang yang menahan tekanan pada poundsterling.

Yudi melihat sisi ekonomi dari zona eropa masih terlihat dovish. Hal ini tampak juga dari negara-negara terkuat di eropa mengalami ancaman dari sisi ekonomi.

Contohnya, Jerman dan Prancis yang data ekonominya sedang dalam kondisi yang buruk. "Euro terlihat masih akan melemah dan poundsterling masih akan mendominasi," ujar Yudi.

Kondisi Brexit yang baru saja diperpanjang dinilai juga tidak langsung berdampak negatif pada pergerakannya. Yudi berpendapat pelaku pasar masih optimistis akan ada kesepakatan Brexit dan saat ini sedang menunggu perkembangan terbaru. Oleh karena itu, poundsterling tak terlalu tertekan dan masih bisa menguat terhadap euro.

Hal serupa juga terjadi pada pasangan GBP/JPY yang masih akan menguat. Yudi melihat masih ada potensi dovish dari ekonomi Jepang. "BoJ juga nampaknya bersiap menggelontorkan dana jika diperlukan," ujar Yudi.

Selain itu, Yudi bilang bahwa potensi GBP/JPY menguat lebih terlihat dari sisi grafik. Ia bilang potensi rebound terjadi setelah GBP/JPY memiliki tren penurunan sebelumnya.

Dari sisi teknikal, Ibrahim menjelaskan bahwa indikator GBP/USD mendukung poundsterling untuk kembali bangkit. Ia melihat hanya indikator stochastic saja yang menunjukan 70% negatif. Sedangkan dari indikator bollinger band dan moving average yang berada di 60% di atas bollinger tengah.

Baca Juga: Banyak sentimen penggerak, GBP/USD dalam tren bullish

Yudi juga menambahkan bahwa indikator-indikator teknikal menunjukkan sterling masih bisa menguat pada pasangan EUR/GBP dan GBP/JPY. Untuk EUR/GBP sendiri, MA50, MA100 dan MA200 masih menunjukkan pergerakan di atas harga saat ini. Selain itu, MACD juga masih berada di posisi negatif, RSI berada di level rendah 36,57 dan stochastic berada di 48,59 - 50 79. "Indikator menunjukkan EUR/GBP masih berpeluang turun," ujar Yudi

Sedangkan pada pasangan GBP/JPY, indikator menunjukkan harga di atas MA50, MA100, dan MA200. MACD berada di histogram positif serta RSI berada di level kuat 65,23 dan stochastic memiliki arah yang sama di 43,92.

Dengan demikian, Ibrahim masih merekomendasikan buy untuk pasangan GBP/USD. Ia menilaiĀ  GBP/USD akan berada di posisi support 1,2822 - 1,2789 dan ressistance 1,2884 - 1,2912.

Yudi merekomendasikan sell on correction untuk EUR/GBP dengan support 0,8550 - 0,8590 dan ressistance 0,8670 - 0,8720.

Sedangkan pada pasangan GBP/JPY, Yudi merekomendasikan buy on weakness dengan support 137,90 - 139,00 dan resistance 141,20 - 142,00

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×