Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Peningkatan jumlah produksi merupakan inisiatif yang paling populer bagi perusahaan batubara demi menghadapi anjloknya harga komoditas batubara. PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), misalnya. Seperti perusahaan barubara pada umumnya, afiliasi Grup Bakrie ini juga turut mengambil langkah tersebut.
Eko Santoso selaku Direktur Utama BRAU mengatakan, langkah yang diambil perusahaan belakangan mulai menjadi landasan optimisme akan membaiknya peforma perusahaan untuk periode 2013. "Karena dalam lima bulan ini, kami mampu mencatat volume produksi yang lebih baik," imbuhnya, seusai kegiatan RUPS BRAU, Sabtu (29/6).
Pendapat itu mengacu pada volume produksi batubara BRAU yang mencapai 5,3 juta ton pada periode Januari hingga Mei lalu. Angka ini naik 27% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sekitar 3,9 ton.
Optimisme perusahaan kian besar mengingat rata-rata harga penjualan batubara yang berada di level US$ 76 per ton-US$ 78 per ton. Angka ini jauh lebih menarik dibanding harga jual batubara BRAU yang selama ini ada dikisaran US$ 60 per ton. Sayang, BRAU belum merilis laporan keuangan kuartal I 2013 yang bisa dijadikan gambaran posisi keuangannya pasca kenaikan volume produksinya ini.
Namun sekali lagi, Eko memastikan jika mamanejen mampu mencatat kinerja yang lebih positif mengingat 90% hasil produksi BRAU sudah masuk ke dalam kontrak penjualan. Catatan saja, BRAU memproyeksikan produksi batubaranya bisa mencapai 23 juta ton hingga akhir tahun nanti.
"Kami telah melalui masa-masa yang sulit. Kina, saatnya membuka lembaran baru demi prospek perusahaan yang lebih cerah," pungkas Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News