kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.555.000   9.000   0,58%
  • USD/IDR 16.190   15,00   0,09%
  • IDX 7.089   24,28   0,34%
  • KOMPAS100 1.050   2,99   0,29%
  • LQ45 820   -0,96   -0,12%
  • ISSI 212   2,00   0,95%
  • IDX30 421   -0,80   -0,19%
  • IDXHIDIV20 504   -0,45   -0,09%
  • IDX80 120   0,40   0,33%
  • IDXV30 124   0,56   0,46%
  • IDXQ30 139   -0,48   -0,34%

Boy Thohir Makin Tajir, Cermati Prospek Kinerja Emiten Beserta Rekomendasi Sahamnya


Minggu, 08 Desember 2024 / 18:17 WIB
Boy Thohir Makin Tajir, Cermati Prospek Kinerja Emiten Beserta Rekomendasi Sahamnya
Boy Thohir punya lebih dari 10 emiten yang melantai di BEI usai membawa PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) jadi perusahaan terbuka.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Garibaldi "Boy" Thohir makin tajir dengan memperkaya portofolio investasinya di pasar saham. Boy Thohir punya lebih dari 10 emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) usai membawa PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) jadi perusahaan terbuka.

Pasar pun merespons positif. Dalam masa penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO), AADI mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 260,14 kali pada penjatahan terpusat.

Setelah sahamnya resmi melantai di BEI pada Kamis (5/12), harga AADI melonjak ke posisi Rp 7.975 per saham usai mencapai level auto rejection atas (ARA) dua hari beruntun. Saat IPO, harga penawaran AADI dibanderol Rp 5.550 per saham.

Melalui IPO, AADI melepas sebanyak 778.689.200 (778,68 juta) saham atau mewakili 10% sahamnya kepada publik. Dus, dari aksi ini AADI mengantongi dana segar senilai Rp 4,32 triliun.

Baca Juga: Sentimen Masih Beragam, Simak Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham Emiten Properti

Sebagai bos dari Grup Adaro, Boy Thohir bersama PT Adaro Strategic Investments berkomitmen untuk tidak melepaskan pengendalian atas AADI, sekurang-kurangnya satu tahun setelah pernyataan pendaftaran sehubungan dengan rencana IPO.

Adapun, IPO AADI menjadi bagian dari pemisahan lini usaha batubara thermal pada Adaro Energy Indonesia yang kini telah berganti nama menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO). Usai IPO AADI, aksi lanjutan ADRO adalah menyelenggarakan Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS).

 

ADRO telah menetapkan harga penawaran final PUPS AADI sebesar Rp 5.960 per saham. Dengan aksi ini, ADRO akan melepas kepemilikannya pada AADI. Tapi, tidak dengan Boy Thohir.

Baca Juga: Adaro Andalan (AADI) Listing Hari ini (5/12), Ada Komitmen dari Boy Thohir

Setelah IPO dan PUPS, Boy Thohir akan menguasai sebanyak 450,36 juta saham atau 5,78% saham AADI. Dengan asumsi seluruh pemegang saham tercatat melaksanakan hak membeli sahamnya dalam PUPS, sebagaimana tertuang dalam prospektus.

Prospek Kinerja & Portofolio Emiten

Direktur Utama Adaro Andalan, Julius Aslan meyakinkan pemisahan ADRO dan AADI akan menguntungkan keduanya. Dengan memisahkan AADI yang fokus pada bisnis batubara thermal, ADRO akan memiliki alternatif pendanaan yang tidak terbatas untuk mengembangkan bisnisnya.

"Tujuan pemisahan kan supaya dua-duanya bisa berkembang. Dengan pendanaan yang tidak terbatas, tentu growth (ADRO) akan lebih besar. Kalau AADI growth-nya sesuai dengan produktivitas dan efisiensi," kata Julius usai seremoni pencatatan saham AADI, Kamis (5/12).

Toh, meski sudah berpisah, ADRO dan AADI tetap akan menjalin hubungan. AADI akan memiliki sinergi, terutama dari sisi penggunaan energi yang lebih bersih, sebagai fokus bisnis yang digeluti ADRO. "Alamtri (ADRO) kan masuk ke bisnis-bisnis hijau. Adaro (AADI) akan memakai energi hijau ke depannya," kata Julius. 

Baca Juga: Emiten Kesehatan Makin Sehat, Cek Prospek dan Rekomendasi Sahamnya dari Analis

Di sisi lain, dalam pelaksanaan IPO AADI, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek. TRIM juga menjadi perusahaan efek dalam PUPS AADI oleh ADRO.

Bagi Boy Thohir, hal ini bagai "keluar kantong kiri dan masuk kantong kanan", lantaran TRIM juga merupakan emiten yang dikuasainya. Merujuk RTI Business, Boy Thohir merupakan pengendali dengan kepemilikan 2,46 miliar saham atau 34,64% saham TRIM.

Perusahaan sekuritas ini pun optimistis menatap tahun 2025. Direktur TRIM David Agus melihat ekspektasi penurunan suku bunga akan membawa sentimen positif bagi pasar modal, baik di sisi pasar saham maupun obligasi.

David lantas menyoroti antusias dan kemampuan investor domestik dalam menyerap saham IPO, meskipun sedang ada tekanan dari sisi capital outflow. TRIM pun siap memboyong beberapa perusahaan untuk IPO pada tahun depan.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Emiten Rumah Sakit: HEAL, MIKA, SILO

Sejauh ini TRIM sudah punya tiga calon emiten berskala kecil-menengah dalam pipeline IPO. Salah satunya berasal dari sektor consumer. "Mudah-mudahan tahun depan. Ada yang kecil, ada yang sedang. Intinya sih kami tetap optimistis (terhadap prospek 2025)," ungkap David.

Tak hanya ADRO, AADI dan TRIM, Boy Thohir tercatat sebagai pemilik saham maupun pengendali atau penerima manfaat akhir di beberapa emiten. Kakak dari Menteri BUMN Erick Thohir ini punya portofolio di berbagai macam sektor.

Di bisnis tambang dan energi ada ADRO, AADI, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA).

Di samping TRIM, di bisnis keuangan dan investasi Boy Thohir punya PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) dan PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM). Di sektor teknologi, Boy juga menggenggam saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham untuk Emiten yang Siap Lunasi Obligasi Jatuh Tempo

Dengan beragam perusahaan tersebut, tak heran pada tahun lalu Boy menjadi konglomerat terkaya ke-17 di Indonesia versi Forbes. Dengan estimasi kekayaan mencapai US$ 3,3 miliar.

Rekomendasi Saham Pilihan

Founder Stocknow.id, Hendra Wardana menilai portofolio Boy Thohir mencerminkan diversifikasi dari berbagai sektor bisnis yang punya potensi pertumbuhan cukup tinggi. Aksi korporasi yang dilakukan juga seringkali menunjukkan sinergi antar emiten, serta kecermatan Boy Thohir dalam memanfaatkan peluang di pasar.

"Dengan strategi diversifikasi yang matang dan berbagai aksi korporasinya, saham di portofolio Boy Thohir menawarkan peluang yang cukup menarik bagi investor," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Minggu (8/12).

Baca Juga: Diproyeksikan Tumbuh Dobel Digit, Simak Rekomendasi Saham Emiten Rumah Sakit

Head of Investment Heksa Solution Insurance Agung Ramadoni mengamini, portofolio yang terdiversifikasi cenderung memberikan keuntungan tersendiri bagi Boy Thohir. Saat ada performa emiten yang turun di satu sektor, potensi cuan yang mengalir ke kantong Boy Thohir bisa terjaga dari emiten di sektor lainnya.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengamati sejumlah emiten milik atau terafiliasi Boy Thohir punya kinerja dan prospek pertumbuhan yang cukup menarik. Apalagi dengan berbagai rencana ekspansi yang membuka peluang sumber pendapatan baru.

Sukarno lantas menyoroti IPO dan PUPS AADI bisa meningkatkan profil perusahaan dan reputasi Boy Thohir di mata pasar. Lewat aksi ini, Boy Thohir pun dapat mengalokasikan kembali modalnya ke investasi lain, untuk memperluas atau memperkuat portofolionya.

Bagi AADI maupun ADRO, dana yang didapat dari aksi tersebut dapat digunakan untuk ekspansi usaha atau membiayai proyek-proyek baru. Pada akhirnya, hal ini kemudian akan menguntungkan pemegang saham, termasuk Boy Thohir.

Sementara Analis RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi menyoroti portofolio Boy Thohir di sektor bisnis berbasis komoditas. Contohnya di sektor batubara, Wafi melihat adanya potensi untuk mengerek volume produksi dan penjualan.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten Rumah Sakit Saat Aturan KRIS Berlaku Penuh di 2025

Kenaikan volume itu bisa mendorong pendapatan emiten batubara seperti AADI dan ADMR. Meski, dari sisi harga komoditas, Wafi belum melihat ada potensi lonjakan yang signifikan pada tahun depan.

Begitu juga dari sektor tambang mineral dan logam, seperti MDKA dan MBMA. Meski secara harga masih cenderung stabil, tapi ada peluang dari kenaikan permintaan, imbas dari pemulihan ekonomi global terutama di China.

Wafi kemudian menyoroti potensi yang dimiliki AADI. "Produktivitasnya cukup baik dan valuasi relatif murah. Apalagi dengan IPO yang oversubscribed, itu jadi katalis untuk jangka pendek. Dalam jangka menengah - panjang masih harus dibuktikan oleh performa fundamentalnya," teran Wafi.

Praktisi Pasar Modal & Founder WH Project William Hartanto menilai mayoritas saham milik Boy Thohir punya potensi yang menarik. Sebagai pertimbangan trading atau investasi, William menyematkan rekomendasi buy untuk saham ADRO, AADI, TRIM, GOTO dan MBMA.

Selain itu, William menyarankan wait and see pada saham MDKA. Sedangkan Sukarno menyarankan buy atau hold pada saham AADI, ADRO, ADMR, BFIN dan ESSA.

Baca Juga: Rekomendasi Saham-Saham Leader dan Laggard yang Tentukan Arah IHSG

Agung melirik saham GOTO, ADMR, ESSA, MBMA, dan BFIN. Sementara Hendra melihat ADRO dan MDKA sebagai pilihan untuk jangka panjang. Kemudian bisa pertimbangkan hold saham GOTO sembari mencermati perbaikan profitabilitasnya.

Rekomendasi lainnya adalah buy on weakness WOMF di Rp 340 untuk target harga Rp 380. Lalu trading buy BFIN dengan target Rp 1.060, serta speculive buy saham PALM untuk target harga Rp 440 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×