kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,11   -7,25   -0.78%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bobot indeks Sri-Kehati berdasarkan free float lebih mencerminkan likuiditas


Selasa, 08 Juni 2021 / 17:03 WIB
Bobot indeks Sri-Kehati berdasarkan free float lebih mencerminkan likuiditas
ILUSTRASI. Perhitungan bobot berdasarkan free float akan membuat anggota dari indeks acuan berisi saham-saham yang memiliki likuiditas lebih baik.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menyeragamkan metode penghitungan indeks saham berdasarkan jumlah saham publik yang beredar alias free float. Melalui metode tersebut, diharapkan perdagangan saham dapat berjalan dengan lebih wajar dan efisien.

Salah satu indeks yang akan melakukan penyesuaian tahap I untuk menggunakan metode free float adalah indeks Sri-Kehati pada 1 Juli mendatang. Indeks yang satu ini, terbilang cukup banyak digunakan sebagai acuan reksadana indeks maupun reksadana Exchange Traded Fund (ETF).

Menyambut penyesuaian tersebut, para manajer investasi (MI) yang memiliki produk reksadana berbasis SRI-KEHATI pun bersiap melakukan rebalancing. Salah satunya, Samuel Asset Management (SAM) yang memiliki produk reksadana SAM ETF Sri Kehati.

Baca Juga: Pembobotan indeks berubah, ini saham-saham dengan free float kecil

Portfolio Manager SAM Budi Santoso mengaku pihaknya hingga saat ini belum melakukan rebalancing. Menurutnya, SAM dalam melakukan pengelolaan produk investasinya selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian dan mengikuti peraturan yang berlaku dari regulator, BEI, dan juga pihak penerbit indeks acuan.

“Jadi, dalam menyikapi perhitungan bobot berdasarkan free float, SAM akan menyesuaikan strategi pengelolaan reksadana SAM ETF SRI-KEHATI sesuai dengan peraturan yang berlaku. Saat ini belum melakukan rebalancing, hingga muncul informasi lebih lanjut dari pihak penerbit indeks acuan,” kata Budi kepada Kontan.co.id, Selasa (8/6).

Budi melihat, dampak dari penyesuaian bobot ini adalah dapat mengubah susunan daftar saham yang menjadi anggota dalam indeks acuan serta bisa juga mengubah pembobotan saham di dalam indeks acuan.

Menurutnya, perhitungan bobot berdasarkan free float akan membuat anggota dari indeks acuan berisi saham-saham yang memiliki likuiditas lebih baik. Pada akhirnya, pembobotan saham indeks Sri-Kehati yang baru akan lebih sesuai dengan likuiditas yang diharapkan membawa kebaikan semua investor di pasar modal Indonesia.

Terkait prospek kinerja reksadana berbasis Sri-Kehati, Budi memperkirakan,  ke depan kinerjanya terus akan mengalami perbaikan. Terlebih, jika melihat kinerja laporan keuangan emiten sepanjang tahun berjalan ini, sebagian besar emiten menunjukan perbaikan seiring membaiknya ekonomi dan sentimen pasar.

Di samping itu, Budi menyebut, data ekonomi makro juga menunjukan perbaikan sejalan dengan proses vaksinasi yang terus berjalan. Hal ini menimbulkan optimisme terhadap percepatan pemulihan ekonomi ke depan.

Oleh karena itu, ia optimistis kinerja Reksadana ETF Sri-Kehati saat ini hingga akhir tahun 2021 berpotensi mencatatkan kinerja yang lebih baik.

“Meningkatnya kesadaran dan minat investor untuk berpartisipasi dalam investasi yang bertema environmental, social and governance baik di global maupun domestik juga dapat menjadi salah satu faktor positif dalam menopang kinerja di masa mendatang,” imbuh Budi.

Selanjutnya: Masih tergolong baru, reksadana indeks ESG Leaders belum ramai dilirik investor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×